Harga Bawang Putih Disebut Naik Bukan Gara-gara Virus Corona

Kuota impor bawang putih ke China sendiri terakhir dilakukan pada 31 Desember 2019.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Feb 2020, 14:00 WIB
Aktivitas jual beli di pasar Kebayoran Lama, Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Kenaikan harga bawang putih saat ini dipastikan tidak ada terkait dengan kondisi eksternal seperti Virus Corona. Kenaikan itu terjadi karena masalah permintaan tak sebanding dengan kebutuhan dalam negeri.

"Virus Corona yanga ada di Wuhan itu sebenarnya tidak ada pengaruh apa-apa. Ini masalah supply demand kemudian kebutuhan market," ujar dia di Jakarta, Minggu (9/2/2020).

Dia menyebut, kuota impor bawang putih ke China sendiri terakhir dilakukan pada 31 Desember 2019. Sehingga kenaikan terjadi saat ini tidak ada hubunggannya dengan virus asal China tersebut. "2020 lagi sedang dihitung (kouta impornya) dari teman-teman Kementan dan Kemendag," jelas dia.

Arief menyampaikan hal terpenting dalam kondisi saat ini, bagaimana caranya pemerintah bisa mengatur supply demand dan pasokan bawang putih. Dengan begitu, permintaan dalam negeri bisa sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

Di samping itu, pihaknya juga mendorong agar pemerintah terus memberlakukan kewajiban tanam bawang putih untuk seluruh importir. Paling tidak dari Rekomendasi Impor Produk Holtikultura (RIPH) dikeluarkan pemerintah para importir wajib menanam 5 persen.

Food Station sejauh ini sudah merealisasikan wajib tanam bawang putih dengan lahan sekitar 170 hektar area (Ha) yang berlokasi di daerah Temanggung, Wonosobo dan Jambi.

"Jadi kta tanam di beberapa tempat di ketinggian baik untuk bawang putih. Karena bawang putih kan subtropis punya produk jadi sebenernya hanya bisa ditaman di ketinggian di tertentu," kata dia.

Berdasarkan info pangan Jakarta, harga rata-rata ntuk bawang putih di beberapa pasar tradisional di Jakarta terpantau tinggi yakni mencapai Rp 58.055 per kilogram (Kg). Angka ini naik sekitar Rp 2.289 dari perdagangan Sabtu (8/2) kemarin.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Tonton Video Ini


Stok Bawang Putih di Food Station Tjipinang Cuma Sampai Akhir Februari

Pedagang menunggu pembeli di pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (6/2/2020). Harga cabai dan bawang putih mengalami kenaikan hingga mencapai dua kali lipat akibat musim hujan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Guna mengantisipasi lonjakan harga bawang putih, Kementerian Pertanian melalui Badan Ketahanan Pangan menggelar operasi pasar (OP) bawang putih dan cabai. Operasi pasar berlangsung di Toko Tani Indonesia Center (TTIC), kawasan Jati Padang, Jakarta, Minggu (9/2/2020).

Operasi pasar tersebut ditujukan agar masyarakat bisa mendapatkan harga pangan terutama bawang putih dan cabai dengan harga yang lebih murah dari pasar. Asal tahu saja, harga bawang putih per Kgnya telah mencapai Rp 60 ribu saat ini.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Agung Hendriadi menyatakan, gelaran OP ini merupakan bentuk intervensi pemerintah untuk mengendalikan harga bahan pangan.

"Operasi pasar kali ini bahan pokoknya bawang putih dan cabai karena harga naik. Penyebabnya bermacam-macam, yang jelas Kementan dan Pemda DKI turun sebagai bentuk intervensi untuk kendalikan harga," ujar Agung kepada wartawan.

Bekerja sama dengan para importir dan pemasok, OP ini akan mengguyur pasar dengan 20 ton bawang putih dan 10 ton cabai setiap harinya. Untuk harganya sendiri, bawang putih dijual Rp 30 ribu per Kg dan cabai Rp 35 ribu per Kg.

Adapun, OP ini akan dilakukan hingga harga bawang putih dan cabai menyentuh harga normal. "Idealnya sampai sesuai harga yang kita kehendaki. Bawang putih maksimal Rp 40 ribu, cabai rawit merah maksimal Rp 50 ribu, kalau sudah, jangan," imbuh Agung.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya