Liputan6.com, Jakarta Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) menjamin stok bawang putih hingga Maret 2020 aman. Kepala Badan Ketahanan Pangan Agung Hendriadi menyatakan, stok bawang putih saat ini ialah sekitar 133 ribu ton.
"Catatan saya 133 ribu ton. Masih cukup dari stok impor kemarin. Masih cukup sampai Maret," ujar Agung saat ditemui di Toko Tani Indonesia Center, Jakarta, Minggu (9/2/2020).
Baca Juga
Advertisement
Agung mengakui melejitnya harga bawang putih memang disebabkan masalah pada distribusi, sehingga stok aman di tiap pasar terganggu.
Namun, dia enggan mengelaborasi apakah penyebab terganggunya disebabkan oleh impor dari China yang terhambat.
"Impor sudah masuk, sekarang ada di importir semua. Masalah cuaca bisa jadi karena transportasi (untuk distribusi pangan) terganggu. Pokoknya hari ini pemerintah menekan mereka untuk distribusikan dengan harga normal," tegas dia.
Sementara, peluang menambah pasokan bahan pokok impor di sela kurangnya stok ini masih jadi pertimbangan pemerintah. Sebab kebutuhan impor Indonesia sendiri rendah, hanya 600 ribu ton per tahun.
Untuk menjaga stabilitas harga dan stok bahan pokok, Badan Ketahanan Pangan melakukan operasi pasar (OP) bawang putih dan cabai murah.
Di 22 pasar di seluruh Jakarta, masyarakat bisa membeli bawang putih cuma seharga Rp 30 ribu per Kg dan cabai Rp 25 ribu per Kg.
"Kita kerjasama dengan importir untuk mengguyur pasar-pasar di DKI, bawang putih kita guyur stok 20 ton sehari, cabai 10 ton sehari. Ini nambah kekurangan (stok)," kata Agung mengakhiri.
Harga Bawang Putih Disebut Naik Bukan Gara-gara Virus Corona
Kenaikan harga bawang putih saat ini dipastikan tidak ada terkait dengan kondisi eksternal seperti Virus Corona. Kenaikan itu terjadi karena masalah permintaan tak sebanding dengan kebutuhan dalam negeri.
"Virus Corona yanga ada di Wuhan itu sebenarnya tidak ada pengaruh apa-apa. Ini masalah supply demand kemudian kebutuhan market," ujar dia di Jakarta, Minggu (9/2/2020).
Dia menyebut, kuota impor bawang putih ke China sendiri terakhir dilakukan pada 31 Desember 2019. Sehingga kenaikan terjadi saat ini tidak ada hubunggannya dengan virus asal China tersebut. "2020 lagi sedang dihitung (kouta impornya) dari teman-teman Kementan dan Kemendag," jelas dia.
Baca Juga
Arief menyampaikan hal terpenting dalam kondisi saat ini, bagaimana caranya pemerintah bisa mengatur supply demand dan pasokan bawang putih. Dengan begitu, permintaan dalam negeri bisa sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
Di samping itu, pihaknya juga mendorong agar pemerintah terus memberlakukan kewajiban tanam bawang putih untuk seluruh importir. Paling tidak dari Rekomendasi Impor Produk Holtikultura (RIPH) dikeluarkan pemerintah para importir wajib menanam 5 persen.
Food Station sejauh ini sudah merealisasikan wajib tanam bawang putih dengan lahan sekitar 170 hektar area (Ha) yang berlokasi di daerah Temanggung, Wonosobo dan Jambi.
"Jadi kta tanam di beberapa tempat di ketinggian baik untuk bawang putih. Karena bawang putih kan subtropis punya produk jadi sebenernya hanya bisa ditaman di ketinggian di tertentu," kata dia.
Berdasarkan info pangan Jakarta, harga rata-rata ntuk bawang putih di beberapa pasar tradisional di Jakarta terpantau tinggi yakni mencapai Rp 58.055 per kilogram (Kg). Angka ini naik sekitar Rp 2.289 dari perdagangan Sabtu (8/2) kemarin.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement