Kematian Akibat Virus Corona 2,2 Persen, Total Sembuh 2.780

Kematian akibat Virus Corona memang rendah, tetapi pemerintah berbagai negara tetap waspada.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 08 Des 2020, 11:21 WIB
Anggota staf Otoritas Rumah Sakit Hong Kong mengantre menandatangani surat petisi pemogokan kerja saat memprotes penutupan penyeberangan perbatasan dari China di Hong Kong (4/2/2020). Hong Kong pada 4 Februari melaporkan kematian pasien karena virus corona. (AFP/Anthony Wallace)

Liputan6.com, Jakarta - Pasien sembuh dari Virus Corona tercatat semakin banyak. Jumlah laporan adanya pasien baru pun saat ini sedang menurun.

Menurut pantauan peta Johns Hopkins University, jumlah pasien yang terinfeksi virus ini pada Minggu sore (9/2/2020) adalah sejumlah 37.580 orang dengan pasien meninggal 813 orang.

Dengan demikian, kematian akibat Virus Corona berada di kisaran 2,2 persen. Sementara, jumlah pasien sembuh berjumlah 2.780 pasien alias tiga kali lipat korban meninggal. Meski demikian, pemerintah di berbagai negara tetap waspada terhadap penyebaran virus ini.

Laporan AP menyebut pada Sabtu jumlah pasien baru di China yang terjangkit ada 2.656 kasus. Namun, angka itu turun 20 persen dari sehari sebelumnya, yakni 3.399 kasus.

Pakar menyebut hal itu bisa menjadi pertanda penyebaran Virus Corona sedang melambat. Cuaca yang lebih hangat juga disebut bisa membantu melawan virus itu.

Direktur Center for Infection and Imminuty dari Universitas Columbia berkata pengurangan besar dapat terjadi akhir bulan ini jika tindak pencegahan terbukti berhasil.

Namun, ia mengingatkan situasi bisa tambah runyam jika penyebaran virus masih meningkat ketika orang-orang sudah kembali bekerja.

Angka kematian akibat Virus Corona memang lebih tinggi dari korban SARS, tetapi jika dibandingkan jumlah kematian akibat SARS mencapai 9,6 persen, demikian laporan CNN.

Ada 774 orang yang meninggal akibat SARS dan korban yang terinfeksi sekitar 8.000 orang. Bila dibandingkan secara persentase, angka itu lebih tinggi ketimbang yang meninggal dari Virus Corona.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


WHO Ingin Lawan Hoaks

Pekerja medis memakai peralatan pelindung menyusul wabah virus corona di Wuhan, Provinsi Hubei, China, Minggu (26/1/2020). Hingga saat ini lebih dari 600 orang telah meninggal dunia akibat terjangkit virus corona yang mulai mewabah sejak akhir tahun lalu. (Chinatopix via AP)

Sementara, pemimpin WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut sebaran hoaks terkait Virus Corona bisa menyulitkan petugas medis.

"Dengan penyebaran virus, misinformasi membuat pekerjaan heroik petugas kesehatan kita lebih sulit. Itu mengalihkan perhatian para pengambil keputusan. Dan itu bisa menyebabkan kebingungan dan menyebar rasa takut ke masyarakat umum," ujarnya.

WHO juga telah mengirim pakar ke China pada Sabtu kemarin. Mereka akan mulai bekerja pada pekan depan.

Otoritas di China sudah berhasil membangun dua RS khusus pasien Virus Corona di kota Wuhan, provinsi Hubei. Jumlah tewas di provinsi masih yang tertinggi, yaitu 780 orang.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya