Lomba Baca Cerpen Betawi Jadi Sarana Mencintai Budaya Sendiri

Lomba Baca Cerpen Betawi diadakan di Taman Ismail Marzuki (9/2/2020) dengan tujuan meningkatkan rasa cinta budaya dalam negeri.

oleh Liputan Enam diperbarui 10 Feb 2020, 13:00 WIB
Rachmad Sadeli/Lomba Baca Cerpen Betawi/Foto: Shafa Tasha

Liputan6.com, Jakarta - Yayasan Baca Betawi menggandeng Dinas Kebudayaan DKI (Daerah Khusus Ibu Kota) Jakarta dan Lembaga Kebudayaan Betawi menggelar lomba Baca Cerpen Betawi di Lobby Perpustakaan Umum Daerah Cikini, Taman Ismail Marzuki, pada Minggu, 9 Februari 2020.

Tema yang dipilih adalah "Sastra dan Kita". Ketua Yayasan Baca Betawi, Rachmad Sadeli, mengatakan tujuan dari diadakannya lomba ini adalah unuk mengenalkan kembali budaya Betawi.

"Jadi tujuan dari acara ini adalah untuk mengenalkan kembali cerpen Betawi, dengan mengenalkan orang jadi cinta," kata Rachmad saat diwawancarai Liputan6.com, Minggu (9/2/2020).

Rachmad menjelaskan, minat masyarakat, terutama anak-anak remaja, masih minim untuk mengikuti lomba baca cerpen Betawi. Panitia membatasi jumlah peserta, yaitu 20 orang. Peserta yang mengikuti lomba ini datang dari berbagai kalangan dan usia, dari umur 13 tahun sampai 67 tahun bersaing eksis dan saling unjuk gigi.

"Ya masih minim ya, terakhir ini memang terakhir ini masih ada penulis Betawi, seperti Aba Mardjani, Chairil Gibran Ramadhan, dan juga Yahya Andi Saputra. Cuma, yang generasi mudanya masih belum muncul," jelasnya.

Sebelum diadakannya lomba Baca Cerpen Betawi, diadakan acara Pekan Sastra Betawi pada 5-8 Agustus 2019 di Taman Ismail Marzuki. Acara kebudayaan tersebut ternyata menyita perhatian dan memiliki banyak peminat.

"Kita pernah buat Pekan Sastra Betawi, itu juga peminatnya banyak, ada dari berbagai daerah," ujar Rachmad.

Menurut dia, minat menulis di masyarakat besar, tetapi untuk menjurus kepada budaya Betawi masih perlu lebih dipacu lagi.

"Mudah-mudahan akan lahir penerus-penerus cerpen Betawi," tuturnya.

 


Zahra Humairoh, Peserta Termuda Lomba Baca Cerpen Betawi

Zahra Humairoh/Peserta Lomba Baca Cerpen Betawi/Shafa Tasha

Peserta lomba ini berasal dari berbagai kalangan dan tidak dibatasi usia. Salah satu peserta termuda adalah Zahra Humairoh yang berusia 14 tahun.

Zahra masih duduk di bangku kelas dua SMP Negeri 154 Jakarta. Ia mengatakan, lomba Baca Cerpen Betawi ini adalah yang pertama baginya. Ia mengikuti lomba dengan 19 peserta lainnya.

Zahra mengaku bahwa dirinya disarankan mengikuti lomba atas permintaan guru ekstrakulikulernya. Ia mengikuti kegiatan ekstrakulikuler lenong di sekolahnya.

"Jadi awalnya dikasih tahu sama guru ekskul. 'Kamu ini punya karakter, coba ikut (lomba Baca Cerpen Betawi)', jadi aku ikut," kata Zahra kepada Liputan6.com (9/2/2020).

Zahra mengaku pada awalnya terbesit keraguan untuk mengikuti lomba Baca Cerpen Betawi ini. Namun, ia membulatkan tekadnya demi sebuah pengalaman.

"Berat sih, karena banyak pesertanya yang punya bakat. Tapi enggak papa, coba aja dulu. Buat pengalaman juga kan,” kata dia.

Dalam lomba tersebut, ia membawakan cerita pendek milik Firman Muntaco berjudul “Banjir”. Ia mengatakan, cerpen itulah yang dianggap mudah untuk diperankan.

“Aku milih 'Banjir' karena hanya ada dua karakter di cerpen itu, jadi lebih mudah,” ujarnya.

Selain itu, Zahra juga mengatakan, ia mengikuti lomba ini untuk mengisi waktu luangnya.

"Minggu kan suka bosen, nah, pas ikut lomba ini jadi ada kegiatan. Seneng, sih,” tuturnya.

Meskipun baru menginjak usia remaja, ia menyayangkan sikap teman sebayanya yang enggan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan budaya Indonesia, seperti Betawi.

"Apa salahnya nyoba. Budaya Betawi juga asyik, kok. Kalau sudah bilang enggak mau, ya mana bisa tahu," katanya.

 


Tentang Komunitas Baca Betawi

Para pemenang lomba sayembara cerpen Betawi 2020. Dari kiri ke kanan: Yahya Andi Saputra (pembina), Sultan Pasha Aprilian (juara 1), Zainal Abidin (juara 2), Nining Yuningsih (juara 3).

 

Seperti yang diketahui, Komunitas Baca Betawi merupakan perkumpulan yang bergerilya untuk menumbuhkan kembali minat baca masyarakat khsusnya budaya Betawi.

Komunitas Baca Betawi mempunyai kegiatan yang berisikan pengembangan dengan budaya Betawi dalam bidang literasi.

Komunitas ini berdiri pada 14 April 2017 dan tercatat di Kementrian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Indonesia sebagai Yayasan Baca Betawi pada 29 Mei 2019.

 

(Shafa Tasha Fadhila - Mahasiswa PNJ)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya