Liputan6.com, Jakarta - KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin) optimistis dapat mampu mencetak santri-santri Pondok Pesantren Tebuireng yang berkualitas seperti KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah).
Cicit KH Hasyim Asyari itu dipercaya sebagai pengasuh pondok pesantren Tebuireng Jombang yang ditunjuk semasa Gus Sholah semasa masih hidup. Ia ditunjuk melalui musyawarah keluarga yang dirasa sangat demokratis pada 2016.
Advertisement
"Saya sebelumnya adalah Wakil Gus Sholah, yaitu sebagai Wakil Pengasuh Ponpes Tebuireng. Sekarang saya dipercaya untuk menggantikan beliau," ujar dia saat dikonfirmasi di sela peringatan tujuh hari wafatnya Gus Sholah di Jombang, Sabtu, 8 Februari 2020, seperti dikutip dari Antara.
Di raut wajahnya terpancar optimisme ke depan mampu mencetak santri-santri Tebuireng yang berkualitas seperti Gus Dur dan Gus Sholah lainnya yang akan selalu mengembangkan nilai-nilai pendidikan, moral dan kebangsaan di negeri ini.
"Sebetulnya garis kurikulum pendidikan yang kita jalankan di Ponpes Tebuireng ini memang sudah diletakkan oleh pendiri KH Hasyim Asyari. Kita akan melanjutkan itu terutama di pendidikan, kemudian bagaimana menetapkan moral dan akhlak para santri. Itu yang sekarang kita angkat kembali, terutama bagaimana anak-anak harus ditingkatkan akhlaknya dan mengasah kebangsaannya," ujar dia.
Sebagaimana Gus Kikin telah dipersiapkan untuk menggantikan Gus Sholah sebagai pengasuh Ponpes Tebuireng sejak 2016, dia kini siap mengasah santri-santrinya agar ke depan dapat memberi pengaruh positif bagi masyarakat Indonesia yang lebih baik.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Selanjutnya
Sebelumnya Gus Kikin dikabarkan akan menggantikan almarhum KH Salahuddin Wahid memimpin Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
"Beliau (Gus Sholah) sudah mempunyai wakil, yakni Gus Kikin. Itu sudah empat tahun lalu," kata Teuku Azwani, salah seorang pengurus Pesantren Tebuireng di Jombang, Selasa, 6 Februari 2020.
Azwani menuturkan, saat ini memang belum ada pembicaraan lanjutan membahas tentang pengasuh selanjutnya. Terlebih lagi, saat ini belum tujuh hari Gus Sholah (KH Salahuddin Wahid) wafat, sehingga dzuriyah (keluarga) pun juga masih konsentrasi untuk kegiatan doa.
Ia menyebutkan, Gus Kikin memang berpotensi besar untuk menggantikan posisi Gus Sholah menjadi pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang. Selama ini, Gus Kikin sering menemani Gus Sholah dalam berbagai aktivitasnya.
Gus Kikin juga telah ditunjuk menjadi wakil pengasuh dalam rapat keluarga. Namun, pembahasan itu dilakukan empat tahun lalu, dimana sebelumnya telah dilakukan musyawarah keluarga. Dari hasil musyawarah keluarga, nama Gus Kikin muncul dan saat itu Gus Kikin juga mengatakan kesanggupannya untuk mengasuh pesantren. Sedangkan, untuk saat ini juga dipastikan akan kembali dilakukan musyawarah keluarga lagi.
"Pastinya setelah acara tahlilan tujuh hari selesai. Resminya juga menunggu musyawarah keluarga," tambah dia.
Untuk peresmian pengasuh yang baru, Azwani juga menjelaskan dimungkinkan juga akan dilakukan dengan mengundang sejumlah tokoh nasional. Hal itu merujuk dari pelantikan Gus Sholah dari pengasuh sebelumnya yang juga pamannya, KH Yusuf Hasyim.
Peresmian Gus Sholah untuk memimpin Pesantren Tebuireng Jombang sejak 2006 yang juga dihadiri banyak tokoh. "Pelantikan pengasuh pasti ada tokoh nasional yang juga diundang untuk menjadi saksi. Seingat saya ketika Gus Sholah menjadi pengasuh pesantren dari sebelumnya KH Yusuf Hasyim ada tokoh yang hadir," ujar dia.
Gus Sholah wafat pada Minggu, 2 Februari 2020 sekitar pukul 20.55 WIB di RS Harapan Kita, Jakarta setelah menjalani operasi penyakit jantung. Gus Sholah merupakan pengasuh Pesantren Tebuireng yang ketujuh mulai 2006 hingga 2020, sejak generasi sang kakek KH Hasyim Asyari (1899 hingga 1947). Gus Sholah adalah adik kandung mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid. Ia lahir di Jombang pada 11 September 1942 dari pasangan suami istri, KH Wahid Hasyim dan ibundanya Hj Solichah.
Advertisement
Pondok Pesantren Tebuireng Tertua
Ponpes Tebuireng Jombang adalah salah satu yang tertua dalam sejarah lembaga pendidikan Islam Indonesia. KH Hasyim Asyari mendirikannya pada 1899 setelah pulang dari pengembaraannya menuntut ilmu di berbagai pondok pesantren terkemuka di Makkah, Arab Saudi.
Beliau pula yang mendirikan organisasi massa (ormas) Islam terbesar Nahdlatul Ulama. Namanya hingga kini abadi sebagai pahlawan nasional. Konon, dusun di lokasi Ponpes Tebuireng yang berdiri sampai sekarang, dulunya adalah sarang perjudian, perampokan, pencurian, pelacuran, serta berbagai perilaku barbar lainnya di wilayah Kabupaten Jombang.
Hasyim Asyari bersama santri-santrinya kemudian secara bertahap berhasil mengubah pola kehidupan masyarakat dusun tersebut dari semula berperilaku buruk menjadi lebih baik. Seiring perubahan zaman, pondok pesantren ini banyak melahirkan tokoh yang pemikirannya sangat berpengaruh di Tanah Air.
Sebutlah salah satunya adalah Presiden keempat RI KH Abdurrahman Wahid, atau akrab disapa Gus Dur yang merupakan putera dari Menteri Agama pertama RI Wahid Hasyim dan tak lain adalah cucu Hasyim Asyari. Perjuangan Gus Dur yang semasa hidupnya menanamkan pluralisme di Indonesia sangat jelas diteruskan oleh adik kandungnya Gus Sholah, yang wafat pada 2 Februari lalu.
Niscaya tokoh-tokoh berpengaruh lainnya masih akan bermunculan dari para santri yang saat ini sedang menuntut ilmu di Ponpes Tebuireng Jombang, begitu menurut penilaian para politisi yang duduk di kepengurusan DPP dan DPW Jawa Timur Partai Nasdem saat dikonfirmasi usai bersilaturahim dengan Keluarga Besar Hasyim Asyari di sela bertakziah ke makam Gus Sholah.
"Tadi saya dengar sendiri dari Gus Kikin, betapa suksesi di Ponpes Tebuireng sudah dipersiapkan sejak dini. Jadi kami yakin Tebuireng ke depan, sepeninggal Gus Sholah, akan tetap berjaya dan terus mengembangkan nilai-nilai pendidikan, moral dan kebangsaan," ujar Ketua DPP Partai Nasdem Bidang Media dan Komunikasi Publik Charles Meikyansah.