Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi produsen otomotif India memutuskan untuk melarang orang-orang Tiongkok untuk menghadiri pameran otomotif Auto Expo 2020 yang saat ini tengah berlangsung. Hal tersebut berkaitan dengan penyebaran virus Corona.
Padahal, mobil-mobil buatan Tiongkok ikut mejeng dalam pameran ini. Hal ini diungkapkan oleh juru bicara asosiasi otomotif setempat.
Baca Juga
Advertisement
Dikutip dari BBC, Senin (10/2/2020), kebijakan itu bertujuan untuk mencegah perluasan penyebaran virus corona.
Tak hanya itu, di pameran ini, gelaran besar di Asia juga akan “kehilangan” delegasi yang biasa datang dari perusahaan Tiongkok karena larangan bepergian.
Penjualan otomotif diprediksi bakal merosot. Hal ini disebabkan oleh produsen-produsen otomotif di Tiongkok yang `tutup warung` sementara akibat penyebaran virus corona.
Sumber: Dream.co.id
Wabah Virus Corona Pukul Telak Industri Otomotif Wuhan
Wabah virus mematikan, Corona memukul telak industri otomotif dan barang mewah di Wuhan, Cina, sebagai daerah asal penyakit mematikan tersebut. Pasalnya, Ibu Kota provinsi Hubei ini merupakan salah satu 'motor city' di Negeri Tirai Bambu.
Wuhan sendiri, menjadi markas sejumlah pabrikan mobil besar di dunia, seperti General Motors (GM), Nissan (NSANF), renault (RNLSY), Honda (HMC), dan Peugeot PSA Group.
Melansir CNN, Senin (27/1/2020), akibat wabah virus Corona tersebut, pabrikan otomotif tidak bisa beraktifitas secara maksimal. Bahkan, ada pabrikan yang sudah menutup sejak Kamis, (23/1/2020).
Di antara pabrikan yang terdampak, antara lain Renault dan Honda. Renault mengirim hampir 180 ribu kendaraan di Cina tahun lalu, atau sekitar 5 persen dari penjualan mobil globalnya.
Jenama asal Perancis ini, memproduksi SUV andalannya, seperti Kadjars sebanyak 16.459 unit dan Koleos sebanyak 31.299 unit pada 2018.
Sekedar informasi, semua pabrikan otomotif dunia yang melakukan produksi di Cina, harus bekerjasama dengan mitra lokal, seperti GM SAIC dan Dongfeng Motor Corporation. Pabrik GM-SAIC di Wuhan memiliki sekitar 6.000 karyawan, dan sekitar 10 persen dari total tenaga kerja GM di Cina.
Kota bependuduk 11 juta ini sendiri, sudah ditutup secara parsial, setelah bandara dan stasiun kereta api ditutup untuk penumpang, karena merebaknya wabah penyakit yang belum ditemukan obatnya tersebut.
Advertisement