Aktivis Gerakan Perempuan Anti Kekerasan (Gerak Perempuan) di depan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Jakarta, Senin (10/2/2020). Dalam aksinya, mereka menuntut Mendikbud Nadiem Makarim untuk memecat dosen pelaku kekerasan seksual. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Aktivis Gerakan Perempuan Anti Kekerasan (Gerak Perempuan) menggelar aksi di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Jakarta, Senin (10/2/2020). Mereka menuntut Mendikbud Nadiem Makarim untuk membuat peraturan di kampus yang melindungi dari pelecehan seksual. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Aktivis Gerakan Perempuan Anti Kekerasan (Gerak Perempuan) di depan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Jakarta, Senin (10/2/2020). Dalam aksinya, mereka menuntut Mendikbud Nadiem Makarim untuk memecat dosen pelaku kekerasan seksual. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Aktivis Gerakan Perempuan Anti Kekerasan (Gerak Perempuan) menggelar aksi di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Senin (10/2/2020). Para perempuan tersebut menggambar tangan mereka dengan lipstik berwarna merah, sebagai simbol selama ini perempuan dibungkam. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Aktivis Gerakan Perempuan Anti Kekerasan (Gerak Perempuan) di depan Kemdikbud Jakarta, Senin (10/2/2020). Aksi solidaritas antar sesama perempuan ini digelar usai sejumlah kekerasan seksual di kampus terkuak, mulai dari kasus Bunga di Padang hingga Agni di Yogyakarta. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Aktivis Gerakan Perempuan Anti Kekerasan (Gerak Perempuan) menggelar aksi di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Jakarta, Senin (10/2/2020). Mereka menuntut Mendikbud Nadiem Makarim untuk membuat peraturan di kampus yang melindungi dari pelecehan seksual. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Aktivis Gerakan Perempuan Anti Kekerasan (Gerak Perempuan) di depan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Jakarta, Senin (10/2/2020). Dalam aksinya, mereka menuntut Mendikbud Nadiem Makarim untuk memecat dosen pelaku kekerasan seksual. (Liputan6.com/Faizal Fanani)