Liputan6.com, Canberra - Presiden Jokowi baru saja menyelesaikan berbagai agendanya di Australia selama tiga hari. Kunjungan Jokowi membawa isu seperti ekonomi, lingkungan hidup, ibu kota baru, hingga visa.
Terkait kunjungan visa, Perdana Menteri Australia Scott Morrison janji akan mengecek kembali sistem visa bagi WNI. Hal ini bertujuan untuk simplifikasi, demikian lansiran ABC News, Senin (10/2/2020).
Baca Juga
Advertisement
Kementerian Dalam Negeri Australia akan membahas ini dengan Kementerian Dalam Negeri Indonesia.
"Menteri Dalam Negeri kami di Australia akan berbicara dengan pihak Indonesia untuk melanjutkan pemeriksaan bagaimana kami bisa menyederhanakan dan memuluskan penerbitan izin masuk ke Australia," ucap Morrison.
Selama ini, membuat visa Australia butuh biasa 140 dolar Australia atau sekitar Rp 1,5 juta. Dokumen yang harus diisi juga berlembar-lembar banyaknya.
Lebih lanjut, PM Morrison akan meninjau ulang travel advice ke Indonesia, terutama daerah-daerah yang sering dikunjungi warga Australia.
"Kami juga setuju untuk mempertibangkan ulang dan memeriksa travel advice menuju Indonesia, terutama terkait area-area yang sering didatangi pengunjung Australia," ujarnya seperti dilansir SBS News.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Universitas Asing
PM Morrison juga mengumumkan bahwa Univesitas Monash di Indonesia. Bila terwujud, universitas itu akan menjadi universitas asing pertama di Indonesia.
Universitas Monash yang berlokasi di Melbourne adalah salah satu yang terbaik di Australia. Di Malaysia sudah ada Universitas Monash di Subang Jaya, Selanggor.
Presiden Jokowi menyambut positif rencana ini dan mengatakan Australia adalah mitra di bidang infrastruktur maupun pendidikan.
"Indonesia berharap Australia dapat menjadi mitra penting di infrastruktur, investasi, begitu juga pendidikan," ujar Jokowi via interpreter.
Advertisement