7 llmuwan Wanita Pengubah Dunia yang Namanya Jarang Terdengar

Berikut beberapa ilmuwan wanita yang terabaikan meski penelitiannya mengubah dunia.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Feb 2020, 21:00 WIB
Seorang ilmuwan wanita menyiapkan roket Veronique yang akan membawa tikus Hector selama uji coba ke luar angkasa pada 22 Februari 1961. (AFP Photo)

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan sosial di London, Teach First telah meluncurkan kampanye STEMinisme, yang menyerukan untuk menutup kesenjangan gender dalam karier sains dan matematika.

Mereka mengatakan tidak banyak ilmuwan wanita yang disebutkan namanya dalam kurikulum sains GCSE, hanya dua yakni pelopor DNA, Rosalind Franklin dan paleoanthropolog, Mary Leakey.

Jika dibandingkan, lebih dari 40 ilmuwan pria atau penemuan mereka disebutkan.

Berikut beberapa wanita yang terabaikan meski penelitiannya mengubah dunia, dilansir BBC, Selasa (11/2/2020):

Saksikan Video Berikut Ini:


1. Mary Somerville (1780 - 1872), Ahli Astronomi

Mary Somerville. (Liputan6/Wikimedia Commons)

Somerville memiliki nama "ratu ilmu" pada abad ke-19 setelah kematiannya. Ia lahir di Jedburgh, Skotlandia.

Buku-bukunya yang populer menjelaskan berbagai bidang studi ilmiah, dan karya terperincinya tentang tata surya berpengaruh dalam penemuan Neptunus.

Dia membuat sejarah pada 1835 ketika dia bersama-sama menjadi anggota wanita pertama dari Royal Astronomical Society di London.

Somerville telah masuk dalam daftar 10 pound Royal Bank of Scotland sejak 2017.


2. Mary Anning (1799 - 1847), Ahli Paleontologi

Mary Anning (Liputan6/Science Photo Library)

Seorang pelopor otodidak, Anning yang lahir di Dorset, Inggris, menemukan sisa-sisa Jurassic di kota asalnya Lyme Regis.

Dia menemukan temuan pertamanya - reptil kuno yang kemudian diberi nama Ichthyosaurus - pada usia 12.

Museum Sejarah Alam menyebutnya "pahlawan tanpa tanda jasa penemuan fosil", karena komunitas ilmiah enggan mengakui kontribusinya terhadap sains selama masa hidupnya.

Dia tidak diizinkan menjadi bagian dari Geological Society of London. Bahkan, ia tidak diakui sampai lebih dari setengah abad setelah kematiannya.


3. Ada Lovelace (1815 - 1852), Ahli Matematika

Ada Lovelace (Liputan6/Science Museum)

Ada Lovelace yang lahir di London, Inggris adalah ahli matematika abad ke-19 terkemuka yang dikreditkan dengan membuat program komputer awal.

Dia bekerja dengan temannya Charles Babbage, seorang penemu dan insinyur mesin, pada proposal untuk "Mesin Analitik".

Perangkat itu tidak pernah dibuat, tetapi desainnya memiliki elemen penting dari komputer modern. Catatannya menjelaskan bagaimana kode dapat dibuat untuk penanganan huruf, simbol, dan angka.

Dia juga menciptakan metode bagi mesin untuk mengulangi serangkaian instruksi - proses yang dikenal sebagai "perulangan", yang masih digunakan oleh program komputer sampai saat ini.


4. Elizabeth Garrett Anderson (1836 - 1917), Dokter

Elizabeth Garrett Anderson. (Liputan6/Wikimedia Commons)

Garrett Anderson lahir di London, Inggris. Ia adalah wanita pertama yang memenuhi syarat di Inggris sebagai dokter. Tetapi, tidak mudah untuknya bisa sampai ke sana.

Di pertengahan usia 20-an, dia mendaftar sebagai perawat di Rumah Sakit Middlesex di London.

Dia menghadiri kuliah dan mengamati mahasiswa kedokteran pria, tetapi tidak ada universitas yang mengizinkannya mengambil ujian untuk menjadi dokter. Namun, setelah mengetahui bahwa Society of Apothecaries tidak dapat secara hukum menolaknya, ia memenuhi syarat pada 1865.

Dia kemudian membuka Apotik St Mary untuk Wanita dan Anak-anak di London dan ikut mendirikan London School of Medicine for Women. Dia adalah saudara perempuan dari pemimpin Suffragist Millicent Garrett Fawcett, dan ia juga pernah berkampanye untuk hak pilih perempuan.


5. Elsie Widdowson (1906 - 2000), Ahli Diet

Elsie Widdowson. (Liputan6/Wikimedia Commons)

Widdowson lahir di Surrey, Inggris. Ia mengabdikan hidupnya untuk memperbaiki diet orang-orang di Inggris dan luar negeri.

Pada 1940, ketika makanan dijatah selama Perang Dunia Kedua, ia menerbitkan sebuah buku berjudul The Chemical Composition of Foods yang berisi perincian nilai-nilai gizi dari banyak makanan.

Dia adalah salah satu ahli diet yang mengawasi penambahan vitamin untuk makanan selama penjatahan masa perang.


6. Dorothy Hodgkin (1910 - 1994), Ahli Kimia

Dorothy Hodgkin. (Liputan6/Science Photo Library)

Hodgkin lahir di Kairo, Mesir, dari pasangan Inggris yang bekerja di negara Afrika utara selama periode mereka berada di bawah kendali Inggris.

Ia menghabiskan masa kecilnya di Norfolk dan dididik di sekolah negeri di Beccles, Suffolk, di mana dia berjuang untuk diizinkan belajar kimia bersama dengan anak laki-laki.

Dia menggunakan teknologi sinar-X untuk menemukan struktur penisilin, insulin, dan vitamin B12.

Pada 1964 ia memenangkan Hadiah Nobel Kimia - dan masih satu-satunya wanita Inggris yang melakukannya. Dia juga mengajar mantan Perdana Menteri Margaret Thatcher, yang belajar kimia di Somerville College di Oxford pada 1940-an.

Dari 1976 hingga 1988, Hodgkin menjadi Konferensi Pugwash, sebuah organisasi internasional yang didirikan pada 1950-an untuk menilai bahaya senjata nuklir.


7. Jocelyn Bell Burnell, Ahli Astrofisika

Jocelyn Bell Burnell. (Liputan6/Wikimedia Commons)

Profesor Dame Jocelyn Bell Burnell yang lahir di Lurgan, Irlandia Utara, dikreditkan dengan salah satu penemuan paling penting pada abad terakhir yakni penemuan pulsar radio.

Pulsar adalah produk sampingan dari ledakan supernova yang memungkinkan semua kehidupan.

Namun, Prof Bell Burnell diabaikan dalam pemberian Hadiah Nobel dalam Fisika pada 1974. Penghargaan itu hanya diberikan kepada dua akademisi pria yang bekerjasama dengannya.

 

Reporter: Deslita Krissanta Sibuea

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya