Liputan6.com, Washington, D.C. - Kabar bahwa Virus Corona dapat lenyap akibat cuaca panas turut digemakan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Ia yakin virus itu akan lenyap secara ajaib begitu musim dingin berlalu.
Klaim itu diberikan Presiden Trump saat berbicara di depan para gubernur AS pada Senin kemarin waktu setempat. Tak ada referensi ilmiah yang Trump berikan ketika mengklaim Virus Corona akan lenyap.
Baca Juga
Advertisement
"Banyak orang berpikir (Virus Corona) akan lenyap di bulan April akibat panas, ketika panas muncul," ujar Trump seperti dilansir Newsweek, Selasa (11/2/2020).
Klaim itu ternyata Presiden Trump dengar dari Presiden China Xi Jinping. Menurut Donald Trump, pemimpin China percaya diri bahwa Virus Corona akan lenyap pada April atau Mei.
"Biasanya mereka akan lenyap di bulan April," Trump melanjutkan dan berkata AS masih bertahan melawan Corona.
Klaim itu Trump ulangi saat berkampanye di New Hampshire. Trump berkata "secara teori" virus akan lenyap begitu cuaca menghangat di bulan April saat memasuki musim semi.
"Saya pikir semuanya akan berakhir baik-baik saja," ujarnya.
Jumlah pasien Virus Corona di AS berjumlah 13 AS. Secara total, pasien virus itu sudah menembus 43 ribu orang di seluruh dunia.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Presiden Xi Jinping Belum Kunjungi Wuhan
Presiden China Xi Jinping masih belum mengecek situasi di kota Wuhan, sumber merebaknya Virus Corona. Presiden Xi memilih mengirim wakilnya untuk mengunjungi Wuhan pada 27 Januari lalu.
Dilansir CNBC, media-media China terus memberitakan bahwa Xi Jinping memimpin usaha untuk mengekang penyebaran Virus Corona. Namun, ia jarang terlihat tampil di publik.
Ia sempat kembali muncul pada 5 Februari untuk bertemu Perdana Menteri Kamboja Hun Sen. Sebelumnya, ia hanya terlihat bertemu pemimpin WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada 28 Januari.
Warganet di China masih belum menyalahkan Xi Jinping atau pemerintah pusat, namun mereka sudah mengkritik pemerintah kota Wuhan akibat mengabaikan peringatan dokter Li Wenliang terkait adanya Virus Corona.
Eurasia Group menyebut akibat kematian Li Wenliang, pemerintah pusat mulai terkena efeknya.
"Sentimen negatif terfokus pada pejabat di (provinsi) Hubei dan (kota) Wuhan dengan sedikit efek merambat ke Xi atau pemimpin-pemimpin lainnya di Beijing," jelas laporan Eurasia Group.
Jude Blanchette dari Center for Strategic and International Studies berkata dengan mengirim wakilnya ke Wuhan ketimbang turun langsung, Presiden Xi Jinping sedang menyiapkan wakilnya sebagai kambing hitam.
"Jika krisisnya terhindari, Xi bisa mengklaim tanggung jawab tertinggi, tetapi jika masalah-masalah muncul, ia bisa menyalahkan pejabat-pejabat level rendah," ujar Blanchette.
Advertisement
Durasi Krisis Menjadi Faktor Penting
Lamanya penyebaran Virus Corona menjadi faktor apakah Xi Jinping akan terdampak secara signifikan atau tidak. Semakin lama durasinya, maka akibatnya makin parah.
Cedric Chehab, Gobal Head of Country Risk dari Fitch Solutions, berkata jika epidemi terus berlanjut dan situasi seperti ini bertahan, maka masyarakat China akan mulai merasa bahwa pemerintah tidak menanganinya dengan benar.
"Presiden Xi dapat kena kritikan, terutama karena kini Komite Tetap Politburo yang sekarang bertanggung jawab atas epidemi ini," ucap Chehab.
Komite Tetap Politburo adalah komite tertinggi di Partai Komunis China.