Ganjar Pranowo Ditawari Buka Warung Kopi di Paris

Disebutkan bahwa orang Prancis, termasuk di Paris, sangat suka kopi asal Jawa Tengah.

oleh Asnida Riani diperbarui 12 Feb 2020, 08:01 WIB
Calon gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berbagi kisah inspiratif dalam acara Inspirato di SCTV Tower, Jakarta, Selasa (20/3). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Warung kopi Indonesia ditawari buka di Paris, Prancis. Itulah gagasan yang diungkap Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah lewat unggahan video di akun Twitter resmi mereka, 10 Feburari 2020.

Dijelaskan di sana, ide ini terungkap setelah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bertemu Duta Besar RI untuk Prancis Arrmanatha Nasir, beberapa waktu lalu. Ekspansi ini dilakukan guna memaksimalkan potensi daerah.

Di samping, melansir laman resmi Pemprov Jateng, 11 Februari 2020, gagasan ini disebabkan kopi asal Jateng begitu terkenal dan diminati warga Prancis. "Untuk itu, saya menawarkan agar Jateng membuka warung kopi di Paris agar potensi ini bisa ditangkap," kata Nasir.

Tawaran untuk membuka warung kopi di Paris langsung ditanggapi serius Ganjar Pranowo. Lelaki 51 tahun itu langsung meminta jajarannya melihat potensi tersebut supaya garapan warung kopi di Paris segera dilaksanakan.

Beberapa potensi ekonomi kreatif lain seperti feyen dan industri game, juga memiliki peluang di Prancis. "Ke depan, Ganjar akan melakukan penjajakan potensi mana saja yang bisa dieksekusi secepatnya," begitu keterangan yang tertulis.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Maksimalkan Potensi Borobudur

Stupa-stupa Budha terlihat di candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia 10 Mei 2016. Menurut Kepala Balai Konservasi Borobudur Marsis Sutopo untuk mengajukan arsip sebagai Memory of the World tidak bisa tunggal. (AFP Photo/Goh Chai Hin)

Menurut Nasir, selain Bali, warga Prancis banyak yang berkunjung ke Indonesia hanya untuk berlibur ke Borobudur. Melihat potensi wisatawan Prancis sangat besar, Pemprov Jateng mengungkap bakal memaksimalkan wisata candi Buddha terbesar se-Asia Tenggara tersebut.

Dari beberapa warga Prancis yang pernah berkunjung ke Candi Borobudur, Nasir mendapat cerita bagaimana terpukaunya mereka dengan beragam destinasi yang ditawarkan. Selain candi yang megah, aneka kuliner menarik, serta kerajinan tangan disebut jadi daya tarik tersendiri.

"Bahkan, ada beberapa orang yang setiap tahun ke Candi Borobudur untuk makan di warung kecil, seperti warteg dan warung-warung kuliner khas. Katanya, makanan yang disajikan sangat enak dan membuat ketagihan," ucap Nasir.

Menyambut baik euforia tersebut, Ganjar menyebut bakal mendorong turisme di Borobudur, termasuk meningkatkan sport tourism, kuliner, dan kerajinan tangan.

"Kita bisa mengeksplor soal Borobudur. Kulinernya, event harus diperbanyak, sisi sejarah harus menarik, kerajinan, dan potensi-potensi wisata petualangan yang biasanya disukai turis asing, termasuk sisi seni budayanya," pungkas Ganjar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya