Harga Bawang Putih Diperkirakan Kembali Normal Sebulan

Aseibssindo mengharapkan harga bawang putih berangsur turun dan stabil.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 11 Feb 2020, 17:00 WIB
Aktivitas pedagang bawang putih di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur, Rabu (5/2/2020). Kelangkaan pasokan bawang putih di dalam negeri berimbas tingginya harga komoditas tersebut yang mencapai kisaran Rp 57.500/kilogram. (merdeka.com/magang/ Muhammad Fayyadh)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Harian Asosiasi Eksportir-Importir Buah dan Sayuran Segar Indonesia (Aseibssindo) Hendra Jowono mengharapkan harga bawang putih berangsur turun dan stabil.

“Mudah-mudahan dalam waktu satu bulan mendatang harga bawang putih dipasaran akan berangsur-angsur turun dan stabil kembali,” kata Hendra seperti dikutip dari Antaranews.com, Selasa (11/2/2020).

Menurut Hendra, 90 persen pasokan bawang putih di Indonesia masih diimpor dari negeri Tirai Bambu. Sehingga, mewabahnya virus corona membuat terjadi kendala di sentra-sentra produksi dan logistik.

“Terjadi keterlambatan produksi karena baru mulai kerja lagi setelah liburan nasional di China diperpanjang oleh karena kasus virus corona dan pemeriksaan kesehatan pekerja post border diperketat pemerintah daerah China,” ujarnya.

Hendra mengatakan, masyarakat konsumen pada umumnya meminta pemerintah untuk memperhatikan kenaikan harga-harga buah dan sayur, baik lokal maupun impor bawang putih.

Bahan-bahan pangan tersebut, lanjutnya, sejak dua hingga tiga minggu belakangan ini sudah naik drastis karena kekurangan pasokan yang diakibatkan oleh karena musim hujan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Izin Impor

Aktivitas jual beli di pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (6/2/2020). Harga cabai dan bawang putih mengalami kenaikan hingga mencapai dua kali lipat akibat musim hujan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, izin rekomendasi impornya hanya diterbitkan untuk tiga perusahaan, yang juga menjadi kendala.

“Dengan kenaikan bahan-bahan pangan ini, akan berdampak kpd penurunan daya beli masyarakat dan dapat memperlambat perkembangan konsumsi ekonomi nasional,” ujar Hendra.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian telah menerbitkan izin Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) untuk bawang putih sebesar 103.000 ton dari China.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto mengatakan penerbitan izin impor ini dilakukan karena stok bawang putih di dalam negeri kian menipis, yakni 70.000 ton. Stok tersebut hanya mampu memenuhi kebutuhan sampai pertengahan Maret mendatang.

"Stok kurang lebih 70.000 ton. Jadi sampai bulan Maret itu sebetulnya dari stok masih cukup, tetapi kita sudah buka (impor) untuk mengantisipasi sampai dua-tiga bulan ke depan," kata Prihasto saat ditemui usai Rapat Dengar Pendapat Komisi IV DPR di Jakarta, Senin (10/2).

 


Impor 103 Ribu Ton

Aktivitas pedagang bawang putih di pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (6/2/2020). Harga cabai dan bawang putih mengalami kenaikan hingga mencapai dua kali lipat akibat musim hujan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Prihasto memperkirakan impor bawang putih sebesar 103 ribu ton tersebut dapat memenuhi kebutuhan sampai 2-3 bulan ke depan. Ada pun kebutuhan konsumsi bawang putih nasional mencapai 560 ribu-580 ribu ton per tahun atau sekitar 47 ribu ton per bulan.

Sebagai informasi, produksi bawang putih dalam negeri baru mencapai 85.000 ton per tahun atau sekitar 10 persen dari kebutuhan nasional, sedangkan 90 persennya harus dipenuhi lewat impor.sas

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya