Liputan6.com, Jakarta - Presiden Direktur XL Axiata, Dian Siswarini, optimistis industri telekomunikasi akan kembali pulih pada tahun ini. Bahkan, diperkirakan akan lebih baik dibandingkan daripada 2017.
Industri telekomunikasi mengalami penurunan setelah 2017 hingga 2019. Berdasarkan analisis internal XL Axiata, pendapatan industri telekomunikasi mengalami penurunan 7,4 persen dari 2017 ke 2018.
Pendapatan industri mulai mengalami pertumbuhan pada tahun lalu sebesar 4 persen, tetapi masih di bawah pencapaian 2017. Namun melihat pertumbuhan pada tahun lalu, Dian meyakini tren positif tersebut akan terus berlanjut pada tahun ini dan dengan angka lebih besar.
Baca Juga
Advertisement
"Industri telekomunikasi diprediksi akan naik pada 2020. Pertumbuhan industri akan stabil di mid single digit, inline dengan target pertumbuhan makro. Profitabilitas menjadi indikator kunci kesuksesan pada tahun ini," ujar Dian dalam acara Media Update Laporan Kinerja 2019 dan Outlook 2020 di Cyber 2 Tower, Jakarta, Rabu (12/2/2020).
Sejalan dengan pertumbuhan pendapatan industri, trafik data juga akan terus meningkat. Layanan data sendiri menyumbang porsi cukup besar untuk pendapatan XL Axiata sepanjang tahun lalu.
"Untuk trafik, diprediksi akan tetap luar biasa. Dari 2017 ke 2020 diperkirakan tumbuh 67 persen," tutur Dian.
XL Axiata membukukan pendapatan terbesar sepanjang sejarah perusahaan, yakni Rp 25,15 trilun pada 2019. Dalam laporan kinerja perusahaan sepanjang 2019, pendapatan tumbuh 9 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang didorong pendapatan layanan 15 persen YoY.
Peningkatan pendapatan layanan ini terutama ditopang dari layanan data yang meningkat sebesar 28 persen YoY. Secara total, kontribusi pendapatan layanan data terhadap pendapatan layanan perusahaan juga semakin besar, mencapai 89 persen pada 2019.
Untuk pencapaian pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA), perusahaan mencatatkan pencapaian tertinggi selama ini, Rp 9,97 triliun, meningkat 17 persen YoY. Perusahaan juga membukukan laba bersih sebesar Rp 713 miliar, dari tahun sebelumnya mengalami kerugian.
Fokus Strategi XL Axiata
Optimisme terhadap pertumbuhan industri, membuat XL Axiata juga kian percaya diri. Operator seluler ini yakin bisa bisa membukukan pendapatan pada tahun ini lebih baik daripada industri, atau minimal inline.
"(Tahun) 2020 ini kami yakin bisa lebih baik daripada industri, paling tidak bisa inline," kata Dian.
XL Axiata pada tahun ini menyiapkan belanja modal (capex) sebesar Rp 7,5 triliun. Perusahaan membagi fokus strategi pada tahun ini dalam tiga hal, yaitu memperkuat dan memodernisasi jaringan, menambah mitra digital, serta melanjutkan program keunggulan operasional.
Rincian strategi itu antara lain memperkuat jaringan data di area dengan potensi pengembalian modal lebih cepat, meneruskan program modernisasi, di antaranya dengan fiberisasi dan Automatically Switched Optical Network, untuk optimasi biaya per kapasitas dan persiapan teknologi 5G.
"Untuk pembangunan jaringan ini, kami akan fokus di area-area prioritas berdasarkan potensi pengembalian modal yang cepat. Hal ini nanti akan kita rinci berdasarkan ranking," jelas Dian.
Selain itu, perusahaan juga akan menambah mitra digital untuk mendukung penyediaan layanan terbaik kepada pelanggan, serta meneruskan program digitalisasi untuk mendorong pelanggan menggunakan saluran digital dalam bertransaksi.
(Din/Why)
Advertisement