Liputan6.com, Jakarta - Deputi Komisioner Humas dan Logistik OJK Anto Prabowo, meminta kepada nasabah korban gagal bayar asuransi Jiwasraya, untuk yakin terhadap usaha yang dilakukan pemerintah untuk menyelesaikan masalah itu.
"Jadi saya minta kepada bapak ibu dari nasabah tadi, yakinkanlah bahwa pemerintah bekerja untuk itu. Saya yakinkan hampir setiap minggu di antara Kementerian selalu bertemu, untuk memikirkan dan mencarikan solusi. Termasuk bahasan yang di DPR. Kami juga melakukan panja (panitia kerja). Teman OJK banyak menjawab pertanyaan panja sehingga terbuka melakukan apapun," kata Anto kepada awak media, Jakarta, Rabu (12/2/2020).
Karena pihaknya lebih mengedepankan pendekatan untuk nasabah, melalui dua cara, yakni pertama, dengan OJK, Kementerian Keuangan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kejaksaan Agung (Kejagung), dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dengan melakukan langkah-langkah sebagai mana perintah presiden untuk menyelesaikan permasalahan Jiwasraya.
Kedua, pihaknya paham dengan apa yang dirasakan oleh nasabah, bahwasannya nasabah membutuhkan kepastian. Tapi menurutnya, kepastian itu tidak bisa diputuskan asal-asalan, melainkan perlu dilakukan dengan banyak pertimbangan.
"Sesuatu yang bisa kemungkinan berakibat melanggar ketentuan. Itu yang kita ingin harapkan. Percayakan kepada pemerintah, OJK, Kemenkeu, dan instansi audit.
Baca Juga
Advertisement
Terkait pengawasan yang dilakukan OJK, Anto menegaskan bahwa saat ini OJK sedang melakukan investigasi audit, dan Kejagung sedang dalam memproses hukum.
"Nanti bisa menilai seberapa OJK harus menanggung kesalahan tersebut. Pemilik harus menanggung, kemudian dari pengurus, siapa yang harus menanggung," ujarnya.
Kendati begitu, dilihat dari forum yang diadakan tadi pagi bersama perwakilan nasabah, Anto mengatakan kalau para nasabah yang hadir tidak mau mendengarkan sejarah kondisi Jiwasraya.
"Sejak awal saya katakan, saya menyampaikan perkembangan dan update. Bapak Ibu nasabah tadi enggak mau mendengarkan sejarah kondisinya Jiwasraya. Tapi kemudian mereka mengatakan apa ini pak. Saya jelaskan bahwa tadi regulary dalam waktu periode, kami terus melakukan komunikasi dengan berapa kementerian, BPK, DPR, tolong dipercaya itu," tegasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sikap Nasabah
Ia pun memaklumi sikap dari para nasabah, karena memang mereka menuntut kejelasan terkait pembayaran. Oleh karena itu OJK selalu berkoordinasi dengan pemilik dan kementerian BUMN.
"Bebebrapa saat lalu menteri BUMN juga sudah menyampaikan rencana-rencananya. Cuma mereka nggak yakin. Kalau mereka ga yakin, datangnya ke OJK. OJK kan juga harus tergantung dari kementerian BUMN. Sementara BUMN dan manajemen Jiwasraya sudah menyampaikan kepada OJK tentang rencana penyehatan keuangan," jelasnya.
Rencana penyehatan keuangan yang diajukan ke OJK dilakukan pertama kali dengan anak perusahaan. "Kedua holding, Ketiga, penjualan aset. Nah masing-masing itu OJK memiliki time frame. Untuk anak perusahaan ini harus cepat dan kita minta bulan Maret 2020 sudah ada laporan manajemen dan pemiliknya," ujarnya.
Itulah hal yang disampaikan oleh Anto kepada semua nasabah, mengenai penyelamatan dana.
Sementara, terkait bonds yang diusulkan oleh nasabah kepada OJK supaya disampaikan ke pemerintah. Ia menerima masukan saran itu, "Kita nanti akan menyampaikan usulan mereka itu ke pemilik. Ini saya sedang menyusun laporan, kemudian akan menyampaikan kepada Jiwasraya dan lainnya, dan ini loh hasil pertemuan dengan nasabah-nasabah," pungkasnya.
Advertisement