Liputan6.com, Palu - Petugas gabungan memulai kembali operasi penyelamatan buaya berkalung ban pada Rabu malam sekitar pukul 19.00 Wita. Dengan menggunakan perahu karet personel dari BKSDA Sulteng, Polair, dan Matt Wright menyusuri Sungai Palu dari Kelurahan Tatura, Palu Selatan hingga ke muara.
Sepanjang penyisiran hingga Kelurahan Nunu atau sekitar 2 kilometer dari titik awal, petugas menemukan 8 ekor buaya, tetapi buaya dengan kalung ban di lehernya yang jadi target operasi tidak menampakkan diri. Matt Wright sendiri sepanjang perjalanan terus menggenggam tombak harpunnya.
Baca Juga
Advertisement
Saat itu, petugas mendapati buaya berukuran sekitar 4 meter yang awalnya dikira sang target. Matt dengan cepat melempar harpunnya tepat di tubuh hewan buas itu.
Setelahnya, Matt yang terbiasa menangani buaya liar terlibat adu tarik dengan buaya Sungai Palu itu hingga ke utara tepi sungai di Kelurahan Ujuna. Buaya tersebut menyeret perahu Matt sekitar 500 meter jauhnya.
Di lokasi tersebut petugas akhirnya melepas buaya tangkapan itu dan melanjutkan penyisiran hingga muara, namun tetap tidak menemukan buaya berkalung ban.
Simak Video Pilihan Berikut:
Transfer Pengetahuan
Kepala Satgas Penanganan Buaya Berkalung Ban, Haruna Hamma yang turut dalam penyisiran mengakui sengaja memilih malam menyisir sungai sebab buaya lebih mudah terlihat di permukaan air. Operasi itu menurut Haruna juga sebagai simulasi penggunaan alat tangkap, harpun yang diperagakan langsung oleh Matt Wright.
"Jujur saja sebelumnya kami (BKSDA Sulteng) sangat hati-hati menggunakan harpun, tapi tadi Matt menunjukkan alat itu aman dan efektif digunakan," jelas Haruna di tepi muara Sungai Palu, Rabu (12/2/2020) malam.
Setelah penyisiran malam dan simulasi, Haruna mengaku semakin optimis misi penyelamatan buaya berkalung ban segera dapat dituntaskan.
"Kami makin optimistis. Apalagi Matt Wright sudah menunjukkan efektifitas harpun untuk menangkap buaya," kata Haruna.
Advertisement