Liputan6.com, Jakarta Wabah virus corona semakin lama semakin banyak memakan korban jiwa. Tak hentinya bertambah warga di China yang terinfeksi, terjangkit, bahkan tewas karena virus ini. Menjalarnya virus ini sangat cepat seperti kilat.
Baca Juga
Advertisement
Namun di balik maraknya berita yang mengabarkan tentang merebaknya virus corona ini, terdapat pejuang-pejuang hebat di dalamnya. Mereka bekerja keras dengan penuh semangat untuk menolong para pasien yang terus bertambah. Mereka adalah alhli medis, dokter, perawat dan sukarelawan yang ikut ambil bagian dalam penanganan korban.
Waktu mereka sangat tersita banyak, bahkan untuk bersama keluarga pun tak bisa. Seperti yang dialami suster satu ini, ia bekerja di salah satu rumah sakit di China, yaitu Rumah Sakit Gunung Vulcan Wuhan. Rumah sakit tersebut sebelumnya dibangun dengan cepat dalam waktu delapan hari, untuk menampung para pasien yang akan ditangani karena wabah virus corona.
Menurut informasi yang dilansir dari China Press, suster ini bernama Wu Ya Ling. Dia adalah seorang perawat garis depan yang bertugas melawan korban virus corona di Wuhan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini :
Meninggal Karena Diseksi Aorta
Dalam video terlihat dia sedang memegang ponsel dan menangis, semua itu terjadi karena dirinya mendapat kabar bahwa ibunya meninggal dunia. Sang ibu meninggal karena mengalami diseksi aorta (robeknya lapisan pembuluh darah) di Kunming, Yunnan.
Pada video yang beredar terlihat Wu Ya Ling tak bisa menahan tangis usai mendapatkan kabar duka tersebut. Wu membungkuk sebanyak 3 kali sebagai rasa hormat kepada sang ibu yang telah pergi meninggalkan dirinya untuk selamanya.
Advertisement
Harus Kembali Berjuang Merawat Pasien
Biarpun Wu Ya Ling ditinggal orang yang dicintainya, dia harus kembali melanjutkan perjuanganya. Setelah selesai menangis dan membungkuk, dia berusaha menenangkan diri dan kembali menjalankan tugasnya merawat pasien.
Suster Wu Ya Ling adalah perawat yang bekerja sejak awal virus corona mewabah di Wuhan. Sejak itu juga, dia meninggalkan keluarganya sendiri untuk menyelamatkan orang banyak.
Penulis :
Ayu Ester Simanjuntak