Lakukan Prank Virus Corona dalam Kereta, Pria Rusia Terancam 5 Tahun Penjara

Seorang pria di Rusia terancam 5 tahun penjara usai melakukan prank virus corona di dalam sebuah kereta

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 13 Feb 2020, 19:00 WIB
Pekerja berpakaian pelindung didesinfeksi di luar hotel yang digunakan dalam isolasi medis virus corona di Wuhan, Provinsi Hubei, China, Senin (3/2/2020). (Chinatopix via AP)

Liputan6.com, Jakarta Wabah virus corona atau yang saat ini disebut dengan COVID-19 menimbulkan kekhawatiran pada masyarakat dunia. Namun, tampaknya beberapa orang kurang peka dan menjadikannya bahan lelucon.

Seperti yang terjadi pada seorang pria di Rusia. Dalam sebuah video yang beredar di dunia maya, pria yang diidentifkasi bernama Karomatullo Dzhaborov itu terlihat melakukan prank dengan menirukan gaya terjatuh dan kejang-kejang ketika berada di dalam kereta.

Dikutip dari Daily Mail pada Kamis (13/2/2020), saat orang-orang mencoba menolongnya, terdengar suara orang lain yang meneriakkan bahwa pria tersebut terkena virus corona.

Sontak saja, kejadian yang diunggah di internet pada 2 Februari lalu dan telah dihapus ini, membuat orang-orang panik. Tidak diketahui di mana kejadian tersebut berlangsung.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini


Terancam Penjara 5 Tahun

Pekerja medis memakai peralatan pelindung menyusul wabah virus corona di Wuhan, Provinsi Hubei, China, Minggu (26/1/2020). Hingga saat ini lebih dari 600 orang telah meninggal dunia akibat terjangkit virus corona yang mulai mewabah sejak akhir tahun lalu. (Chinatopix via AP)

Dikabarkan, polisi segera menangkap pria tersebut pada Senin, 10 Februari lalu. Dia terancam denda penjara hingga lima tahun serta denda hingga 500 ribu rubel.

Dikutip dari Metro, otoritas yang berwajib juga sedang mengejar dua orang lain yang meneriakkan Dzhaborov bahwa dirinya terkena virus corona. Selain itu, pemberitaan setempat juga mengatakan bahwa prank tersebut di luar kendali dan pelaku mendapatkan komentar negatif.

Pengacara pria ini, Aleksey Popov mengatakan bahwa kliennya menyerahkan diri ke polisi setelah surat perintah dikeluarkan. Dia juga mengklaim bahwa apa yang dilakukanny auntuk meningkatkan kesadaran akan penyakit tersebut.

"Tujuannya adalah mengalihkan perhatian orang pada kenyataan bahwa orang perlu memakai masker dan melindungi diri dari virus berbahaya," kata Popov.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya