Liputan6.com, Jakarta - Mentruasi yang umumnya dialami oleh remaja saat memasuki masa pubertas, ternyata bisa dialami oleh bayi. Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrinologi, dan Reproduksi Dr. dr. Kanadi Sumapradja, Sp. OG-KFER, M.Sc memaparkan bagaimana kejadian ini bisa terjadi.
“Terdapat kurang lebih lima persen bayi perempuan yang apabila dilahirkan setelah tali pusarnya dipotong, maka bayi akan mengalami menstruasi,” kata Kanadi yang ditemui di Seia Restaurant, Jakarta pada Kamis (13/02/2020).
Advertisement
Dia menjelaskan kondisi itu disebut dengan Neonatal Uterine Bleeding (NUB), yaitu bercak darah yang keluar dari vagina bayi perempuan, tepat setelah bayi dilahirkan.
Lonjakan kadar hormon estrogen ibu saat hamil dapat merangsang pertumbuhan rahim janin perempuan yang dapat disalurkan melalui plasenta ke dalam aliran darah janin. Layaknya menstruasi pada orang dewasa, darah tersebut juga berasal dari rahim bayi.
Simak Video Menarik Berikut:
Tidak Lazim
Dari penjelasan Kanadi, hal tersebut sebenarnya tidak lazim karena seharusnya rahim si bayi belum sensitif terhadap hormon. "Bayi perempuan didalam rahim akan terpapar hormon yang dihasilkan dari ibunya,” jelas dokter yang berpraktek di RS Pondok Indah.
Jika dibilang wajar, dia mengatakan hal ini bisa terjadi. Namun sebenarnya maturitas rahim pada bayi seharusnya belum responsif terhadap hormon, dan tidak diharapkan terjadi.
Walaupun hormon tersebut tidak akan terpajan sepanjang bayi sehat dalam kandungan, Kanadi menuturkan jika bayi mengalami stres di dalam rahim, maka akan ada akselerasi pamatangan rahim yang menyebabkan rahim akan sangat respon terhadap hormon.
Akibatnya, saat bayi dilahirkan, dan tali pusar diputus, maka kadar hormon yang ada di dalam bayi, yang berasal dari ibunya akan turun dan memancing munculnya menstruasi.
“Nah karena bentuk rahim bayi yang masih sangat dini, yang bentuknya seperti tabung, panjang, menyebabkan darah menstruasi sepenuhnya akan turun ke bawah, dan sebagian akan masuk ke rongga perut,” kata Kanadi.
Penulis: Lorenza Ferary
Advertisement