Liputan6.com, Palembang - Bank Indonesia mempunyai salah satu program untuk meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia, yaitu Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) dengan tema Indonesia Cerdas.
Program ini menyediakan perpustakaan atau disebut BI Corner, membidik berbagai sektor seperti di sekolah, madrasah, kampus, pesantren, dan perpustakaan daerah.
Baca Juga
Advertisement
Deputi Gubernur Bank Indonesia Erwin Rijanto mengatakan, program ini sudah memasuki tahun keenam dan berjalan cukup lancar di seluruh provinsi di Indonesia.
"Kita lakukan beberapa tahapan, sudah ada 1.000 unit BI Corner dibuka hingga tahun 2019. Di Sumatera Selatan (Sumsel) sendiri, sudah ada 15 unit BI Corner yang dibuka," katanya saat peresmian BI Corner di SMA Negeri Sumsel, Jumat (14/2/2020).
Dalam penyebaran perpustakaan BI Corner ini, Bank Indonesia menyediakan beragam jenis buku bacaan. Mulai dari buku tentang ekonomi, moneter, sistem pembayaran dan buku ilmiah. Bahkan Bank Indonesia juga memublikasi penelitiannya yang bisa diakses di website resminya.
Selain di SMA Negeri Sumsel, BI Corner juga dibuka di SMA Xaverius 1 Palembang dan SMA Plus Negeri 17 Palembang. Total perpustakaan BI Corner di Sumsel sudah mencapai 15 unit, dari tahun 2014-2019.
"Kita mengharapkan dengan adanya BI Corner, minat baca di Sumsel bisa meningkat. Bank Indonesia juga termasuk leading penelitian bidang ekonomi, moneter, dan macroprudential yang kita bagikan," ucapnya.
"Kalau mau Indonesia cerdas, tulang punggung harus Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal. Mau tidak mau, tidak bisa lepas dari globalisasi, harus bersaing dengan negara lain seperti Singapura dan Malaysia. Jika tidak siap, kita akan ketinggalan," kata petinggi Bank Indonesia itu.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sumsel Riza Pahlevi mengungkapkan, program literasi di Sumsel sudah digalakkan, salah satunya dengan menggandeng Badan Perpusatakaan Daerah (Banpusda) Sumsel.
"Harus ada konektivitasnya, kebutuhan yang ada di sekolah secara bertahap dipenuhi. Kita melalui pihak sekolah, kepala sekolah, guru, dan murid, selalu mendengungkan motto digital, karena sangat penting literasi digital saat ini," ujarnya.
Pojok Baca Sumsel
Penyebaran fasilitas literasi di kawasan pelosok di Sumsel, juga sudah digiatkan. Terlebih Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel, sudah giat memfasilitasi internet masuk desa.
Sehingga memudahkan penyebaran bahan-bahan pembelajaran dan bacaan bagi pelajar di daerah terpelosok.
"Ada juga duta literasi mengunjungi setiap daerah, yang bertugas meningkatkan motivasi dan semangat pihak sekolah, untuk menggandrungi literasi. Karena ini jadi modal dasar untuk menambah pengetahuan dan SDM yang unggul," katanya.
Kepala Banpusda Sumsel Mislena mengungkapkan, perhatian untuk penambahan perpustakaan di sekolah dilakukan secara berkala, seperti Pojok Baca yang digaungkan Pemprov Sumsel.
"Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) menjadi perhatian khusus kita, karena di sana belum punya gedung untuk perpustakaan. Saat ini ada 12 Kabupaten/Kota yang ditargetkan program Pojok Baca, namun baru 25 unit Pojok Baca yang sudah dibuka," ujarnya.
Program Pojok Baca sendiri menyasar penyediaan perpustakaan di tiap desa. Ada juga bantuan dari Badan Perpustakaan Nasional (Banpusnas) berbasis inklusi sosial di enam kabupaten, di antaranya di Kabupaten Muara Enim, Musi Rawas dan Kota Lubuklinggau.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement