Liputan6.com, Jakarta Beberapa ilmuwan menemukan sebuah virus misterius baru dengan gen yang belum pernah terlihat sebelumnya. Temuan tersebut dilaporkan dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Brasil.
Para ilmuwan dibantu dengan peneliti dari Aix Marseille University, Prancis dan Federal University of Minas Gerais, Brasil menyatakan bahwa 90 persen gen dalam virus ini tidak pernah diidentifikasi dalam virus lainnya.
Advertisement
"Sebagian besar virus amuba yang diketahui telah terlihat berbagi banyak fitur sehingga akhirnya mendorong penulis mengklasifikasikannya ke dalam kelompok evolusi umum," tulis para peneliti seperti dikutip dari New York Post pada Jumat (14/2/2020).
Dalam publikasinya di BioRxiv, mereka menamakan virus ini Yaravirus (Yaravirus brasiliensis). Nama tersebut diberikan berdasarkan dewi air dalam mitologi Brasil, Yara.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Memiliki Gen yang Belum Dikenali
Dikutip dari Science Alert, penamaan virus tersebut juga dikarenakan dia memiliki garis keturunan baru dari virus amuba dengan asal dan filogeni yang membingungkan.
Virus tersebut ditemukan di laguna buatan Lake Pampulha di kota Belo Horizonte. Dia terdiri dari partikel kecil berdiameter 80 nanometer.
"Yaravirus tidak diwakili oleh partikel besar/raksasa dan genom kompleks, tetapi pada saat yang sama membawa sejumlah penting gen yang sebelumnya tidak dideskripsikan."
Advertisement
Tidak Ada Indikasi Berisiko
Para ilmuwan menyatakan hanya enam gen yang memiliki kemiripan cukup jauh dengan gen virus yang pernah dicatat dalam data ilmiah publik. Pencarian melalui lebih dari 8.500 metagenom yang tersedia untuk umum tidak memberikan petunjuk tentang keterkaitan Yaravirus dengan virus lain.
"Penting untuk mengisolasi virus baru yang mirip dengan Yaravirus untuk meningkatkan analisis kami dan mencoba menentukan asal mereka," kata Jônatas Abrahão dari Federal University.
Namun Abrahão mengatakan bahwa tidak ada indikasi bahwa virus ini berisiko bagi manusia.
"Jika kita mempertimbangkan semua virus yang dikenal sekarang, kita dapat mengatakan bahwa sebagian besar dari mereka tidak mewakili ancaman bagi kesehatan kita," ujarnya. Bahkan, mereka sesungguhnya sangat penting untuk lingkungan.