Liputan6.com, Jakarta Bagi banyak pekerja di berbagai bidang, menaiki tangga karier berarti satu hal yang jadi target. Apalagi jika mendapatkan promosi ke jajaran manajerial. Namun tetap ada sebagian karyawan berbakat yang tidak tertarik dalam mengatur orang lain atau bertanggung jawab atas pekerjaan tim.
Bagi mereka, sebuah promosi untuk kepemimpinan dapat berarti pencapaian yang membahagiakan dari apa yang mereka nikmati dan lakukan dengan baik atas pekerjaannya, atau malah sebaliknya.
Baca Juga
Advertisement
Naik jabatan dapat juga menjadi hal yang dihindari. Sebab bisa jadi menyebabkan atasan tidak menyukai jika orang yang mereka promosikan tidak bahagia atau terampil dalam perihal manajemen.
Namun demikian, banyak karyawan yang tidak ingin menjadi manajer tetapi masih ingin naik dalam hal gaji, prestise profesional dan apa yang mereka hasilkan.
Johnny Taylor Presiden dan CEO Society for Human Resource Management (SHRM), seperti melansir dari CNN, mengatakan jika perusahaan perlu mempertimbangkan untuk menciptakan jalur kedua untuk promosi jabatan.
"Ada dua tangga-satu adalah tangga kompensasi dan salah satu yang lain adalah span-of-control. Karyawan tidak selalu ingin bekerja di bawah kendali orang lain, tetapi mereka juga menginginkan peran lebih baik lagi," kata Taylor.
Atasan juga perlu fokus pada cara-cara yang karyawan dapat meningkatkan dan memperluas keterampilan mereka dan tetap mengejar target karier. Di luar hanya mendapatkan lebih banyak uang.
Langkah Perusahaan Mempertahankan Non-manajer Berbakat
Danny Nelms, Presiden Work Institute, yang mempelajari keterlibatan dan retensi karyawan mengatakan, perusahaan yang tidak menawarkan peluang pertumbuhan karier karyawannya dapat berisiko kehilangan beberapa bakat terbaik.
"Jika Anda tidak melihat sebagai perusahaan yang berinvestasi pada orang, dengan peluang untuk tumbuh maka Anda tidak akan menarik orang yang jadi kebutuhan," kata Nelms.
Sementara Marcus Buckingham, Kepala ADP Research Institute and coauthor of "Nine Lies About Work menilai, siapapun yang tidak ingin menjadi manajer harus meminta kepada atasannya secara langsung.
"Apakah Anda memiliki rute alternatif untuk membuat lebih banyak uang dan mencapai lebih prestise dalam peran ini?." Dia mencontohkan salah satu pertanyaan yang harus diajukan ke atasan.
Advertisement
Tangga Alternatif Selain Jadi Manajer
Johnny Taylor menambahkan jika sampai batas tertentu, rute mendapatkan promosi sudah ada di beberapa industri. "Setidaknya untuk karyawan terbaik yang berpotensi dapat berbuat lebih dari atasan mereka," Taylor menyampaikan.
Sebagai contoh, seorang ahli bedah terkenal di dunia dapat berpromosi menjadi kepala departemen di rumah sakit tempat bekerja.
Hal yang sama berlaku untuk pelatih sepak bola klub papan atas yang bisa mendapatkan gaji lebih dari Rektor Universitas, atau pekerja media yang mendapatkan lebih dari para eksekutif di perusahaan jaringan.
Industri IT telah menciptakan peluang peningkatan bagi pengembang dan insinyur lainnya untuk mencapai gaji yang lebih tinggi tanpa perlu harus menjadi atasan orang lain.
Tapi dalam profesi lain, seperti perawat, itu sering tidak terjadi. Biasanya untuk maju, seorang perawat perlu berpindah bidang dari Keperawatan menjadi peran Pengawas. "Ini sangat sulit untuk perkembangan karier Anda, " Buckingham menambahkan.
Buckingham menuturkan, atasan dalam setiap industri mencari kreativitas, keunggulan dan kedalaman keahlian. Belum lagi keterlibatan karyawan yang tinggi, akan melemahkan tujuan tersebut jika semua uang dan prestise pergi ke mereka di jalur manajemen.
Jika tidak, ia memperingatkan, "Anda tidak punya cukup inovasi, kurang cekatan, tidak cukup memiliki keahlian. Anda lebih baik dengan sebuah perusahaan yang penuh dengan manajer proyek."
Reporter : Danar Jatikusumo