Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengimbau masyarakat Jatim tidak perlu khawatir berlebihan dalam merespons kepulangan WNI asal Wuhan, China yang telah menjalani observasi selama 14 hari di Natuna, Kepulauan Riau.
"Kami memastikan seluruh WNI tersebut dalam kondisi sehat," kata Khofifah, Jumat (14/2/2020) .
Advertisement
Khofifah mengatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur secara berkelanjutan berkoordinasi dengan tim Kementerian Kesehatan sampai proses pemulangan seluruh warga asal Jawa Timur tersebut.
"Kami akan kawal betul proses pemulangannya. Memastikan ke 65 orang tersebut bisa kembali sehat dan kembali berkumpul dengan keluarganya. Kepulangan mereka sudah ditunggu-tunggu keluarga," kata dia.
Dari 238 WNI yang dibawa pulang dari Wuhan, China 65 di antaranya berasal dari Jawa Timur. Rinciannya dari Sidoarjo 3 orang, Surabaya 34 orang, Tuban 1 orang, Banyuwangi 1 orang, Bojonegoro 1 orang, Bondowoso 1 orang, Gresik 1 orang, Jember 1 orang, Kediri 4 orang, Lamongan 2 orang, Lumajang 4 orang, Malang 7 orang, Pamekasan 1 orang, Ponorogo 1 orang, dan Probolinggo 3 orang.
"Kementerian Kesehatan sudah melakukan observasi selama 14 hari dan tidak ada satupun dari mereka yang menunjukkan gejala terinfeksi virus corona. Mereka mengantongi surat keterangan sehat dari Kemenkes, jadi tidak perlu hawatir," terangnya.
Meski demikian, Khofifah tetap mengingatkan agar seluruh masyarakat tetap waspada terhadap ancaman penularan virus Corona tersebut dengan terus menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Khofifah juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menganggap sepele jika ada anggota keluarga yang mengalami gejala layaknya mereka yang terinfeksi virus Corona.
"Kalau ada anggota keluarga yang panas tinggi, batuk, serta sesak napas, agar segera melakukan pemeriksaan ke rumah sakit terdekat dan melaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat. Pemprov Jatim menyiapkan tiga rumah sakit untuk memberikan layanan terkait ini yaitu RS dr Soetomo Surabaya, RS. Dr Syaiful Anwar Malang, dan RS dr Soedono Madiun, " imbuh Khofifah.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Aksi Pencegahan
Khofifah menambahkan, Pemprov Jawa Timur telah melakukan serangkaian aksi pencegahan masuknya virus Corona ke Jawa Timur di sejumlah pintu masuk.
"Antisipasi sudah dilaksanakan sejak awal Januari dengan melakukan langkah-langkah seperti memasang Body Thermal Scanner di setiap pintu masuk kedatangan Luar Negeri, dan menyiapkan tim kesehatan yang akan memeriksa kondisi fisik dari orang yang terdeteksi demam. Bagi orang yang terdeteksi demam dan batuk atau sesak akan dilakukan pengawasan di ruang isolasi Rumah Sakit," papar Khofifah.
Sedangkan bagi orang yang tidak terdeteksi demam juga telah diberi HAC (Health Allert Cards) atau kartu Kewaspadaan kesehatan. Pemprov juga menyiapkan rumah sakit guna keperluan isolasi pasien dengan pengawasan yaitu RSUD dr Soetomo Surabaya, RSUP dr Soedono Madiun, dan RSUD Saiful Anwar Malang.
Pemprov, tambah Khofifah, juga telah berkoordinasi dengan Dinkes Kab/Kota untuk ikut memantau kesehatan orang-orang yang datang dari negara terjangkit/ yang membawa HAC.
"Kami terus melakukan koordinasi dengan seluruh jajaran terkait. Termasuk dengan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Luar Negeri. Alhmadulillah, hingga saat ini belum ada ditemukan pasien yang terdeteksi terjangkit virus corona," imbuh Khofifah.
Advertisement