Pertama Kali, BPS Bakal Lakukan Sensus Penduduk Berbasis Online

Masyarakat diminta mengisi data diri secara mandiri dengan mengakses situs web sensus.bps.go.id.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Feb 2020, 10:35 WIB
Badan Pusat Statsitik (BPS) Suhariyanto. Merdeka.com/Yayuk Agustini

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) tahun ini kembali melakukan sensus penduduk. Kali ini, untuk pertama kalinya sensus kependudukan dilakukan dengan sistem berbasis online.

Model sensus penduduk ini mengajak masyarakat untuk partisipasi secara langsung. Masyarakat diminta mengisi data diri secara mandiri dengan mengakses situs web sensus.bps.go.id.

"Penduduk berkesempatan berpartisipasi aktif secara mandiri dengan mengakses situs web sensus.bps.go.id," kata Sekertaris Umum BPS Adi Lumaksono di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Sabtu (15/2/2020).

Untuk mengisi data diri, hanya diperlukan nomor induk kependudukan (NIK) dan nomor kartu keluarga (KK). Selanjutnya tinggal mengisi berbagai data yang diminta. Sensus Penduduk online ini berlangsung mulai 15 Februari sampai 31 Maret 2020 pukul 23.59 WIB.

BPS memiliki prinsip tak ada satu pun penduduk yang terlewat cacah. Maka untuk mengakomodasi penduduk yang belum melakukan sensus penduduk online, BPS akan melakukan sensus penduduk wawancara dari rumah ke rumah. "Sensus penduduk wawancara dari rumah ke rumah akan dilaksanakan pada bulan Juli 2020," kata Adi.

Sensus penduduk kali ini juga dilakukan dalam rangka menuju satu data kependudukan Indonesia. Sebagai dasar, sensus penduduk 2020 ini menggunakan data administrasi kependudukan yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Manfaat Sensus Penduduk

Kick Off Sensus Penduduk (SP) Tahun 2020 di kantor BPS, Jakarta, Rabu (14/2/2018). (Baw/Liputan6.com)

Hasil sensus penduduk 2020 ini akan mampu memberikan data jumlah komposisi, distribusi juga karakteristik penduduk Indonesia. Ini juga akan menghasilkan parameter demografi dan proyeksi penduduk, seperti probabilitas, mortalitas, migrasi serta karakteristik penduduk lainnya. Sehingga nantinya bisa melihat proyeksi penduduk dan inidikator Sustainable Development Goals (SDGs).

"Tentunya untuk menyusun kebijakan dan agenda pembangunan di semua bidang," kata Adi mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya