Liputan6.com, Jakarta - Pekan lalu, Google meminta maaf atas data pengguna yang bocor. Perusahaan yang bermarkas di Mountain View, California, Amerika Serikat itu tak sengaja mengirim video yang ada pada smartphone pengguna ke orang asing.
Pelanggaran privasi tersebut memungkinkan puluhan ribu orang mengunduh rekaman dari Google Photos yang bukan milik mereka.
Baca Juga
Advertisement
Google mengatakan bakal lebih berhati-hati dalam perlindungan data, dan memberikan pengguna lebih banyak kontrol atas informasinya.
Dikutip dari laman DW, Minggu (16/2/2020), investigasi ini dilakukan oleh The Associated Press yang menemukan banyak layanan Google di Android dan perangkat Apple menyimpan data lokasi pengguna, bahkan saat sudah menonaktifkan opsi tersebut dalam pengaturan privasi.
Google memang mencatat setiap pencarian yang dilakukan pengguna. Raksasa teknologi itu juga membeli data dari aplikasi non-Google dan menggabungkannya menjadi sebuah statistik dengan semua informasi pengguna.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Pengguna Kirim 12MB Data ke Google Setiap Hari
Setelah digabungkan, akan terlihat profil mana saja yang paling komprehensif, dan nantinya akan dijual ke pengiklan dengan untung besar.
"Setiap harinya pengguna akan mengirimkan 12MB data pribadi mereka ke Google, sementara pengguna iPhone mengirim sekitar 6MB setiap harinya," ujar Gael Duval, pencipta sistem operasi smartphone pertama yang disebut /e/.
(Fitriah Nurul Annisa/Isk)
Advertisement