Gabung Chelsea, Hakim Ziyech Ternyata Punya Masa Lalu Suram

Hakim Ziyech memiliki masa kecil yang cukup pedih. Ia kehilangan sosok ayah saat masih kecil pada Desember 2013 dan setelah itu mulai mengenal kehidupan di jalanan.

oleh Hanif Sri Yulianto diperbarui 17 Feb 2020, 08:10 WIB
Hakim Ziyech akan bergabung ke Chelsea. (AFP/EMMANUEL DUNAND)

London - Hakim Ziyech menjadi salah satu bintang lapangan belakangan ini. Tak heran ia akhirnya direkrut Chelsea mulai musim depan.

Namun ternyata, Hakim Ziyech memiliki masa kecil yang cukup pedih. Ia kehilangan sosok ayah saat masih kecil pada Desember 2013 dan setelah itu mulai mengenal kehidupan di jalanan.

"Saya ingat betul, itu musim dingin, tepat setelah Natal," kata Ziyech dikutip The Sun, Minggu (16/2/2020).

"Ayahku ada di tempat tidur di ruang tamu. Dia sakit selama beberapa waktu," imbuhnya.

"Sekitar tengah malam saya bangun dan beberapa jam kemudian, sekitar jam tiga, saya mendengar anggota keluarga menangis di lantai," lanjutnya.

"Saya pergi ke ruang tamu. Ayah sudah meninggal. Dan di sanalah Anda, seorang bocah laki-laki berusia sepuluh tahun," tegas Ziyech.

Hakim Ziyech merupakan anak bungsu dari sembilan bersaudara. Ia dan dua saudaranya berusaha sukses di dunia sepak bola.

Saksikan video pilihan berikut ini


Diselamatkan oleh Aziz Doufikar

Gelandang Ajax, Hakim Ziyech mengontrol bola dari kawalan bek Chelsea, Fikayo Tomori pada pertandingan lanjutan Grup H Liga Champions di Stamford Bridge, London (5/11/2019). Chelsea bermain imbang 4-4 atas Ajax. (AP Photo/Frank Augstein)

Kepergian sang ayah cukup berpengaruh dalam hidup Ziyech. Ia berhenti sekolah dan hidupnya mulai berantakan.

Beruntung, Ziyech bertemu dengan Aziz Doufikar, pemain sepak bola pertama dari Afrika Utara yang bermain di Belanda. Ia menjadi malaikat bagi Ziyech dan membawanya kembali ke jalan yang benar.

"Setelah kematian ayahnya, Hakim benar-benar turun ke jalanan. Dia minum, merokok dan juga menggunakan narkoba," kata Aziz Doufikar.

"Saya membantunya sebaik mungkin untuk menyingkirkannya dari jalan yang buruk itu. Saya adalah mentor, ayah dan pelatihnya," imbuhnya.

"Saya membiarkan dia bermain sejumlah turnamen dan kemudian saya melihatnya tumbuh dan dengan sedikit keberuntungan, itu berhasil. Hakim berkembang sepenuhnya," papar Aziz Doufikar.

Sumber: The Sun

Disadur dari: Bola.com (penulis Hanif, editor Wiwig, published 16/2/2020)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya