Liputan6.com, Jakarta - Hujan yang turun dengan deras, membuat tim gabungan Badan Tenaga Nuklir (Batan) dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) menghentikan sementara proses clean up di tanah kosong di Perumahan Batan Indah, Setu, Kota Tangerang Selatan, Banten.
"Karena cuaca tidak memungkinkan, maka proses clean up hari ini dihentikan sementara," ujar Kepala Biro Humas dan Kerjasama Batan, Heru Umbara di lokasi radioaktif, Minggu (17/2/2020).
Advertisement
Menurutnya, kalau pengerjaan clean up dilakukan pada saat hujan turun dengan derasnya, akan terjadi cross kontaminasi. Misalnya, paparan radiasi yang menempel di sepatu khusus petugas clean up yang seharusnya hanya di lokasi paparan saja, lalu karena terkena air hujan, tanah akan menjadi lumpur dan bisa menempel kemana-mana.
"Nanti ada orang yang jalan karena tanah atau air, malah ganggu dan merusak. Jadi, kendala fisik, kendala lapangan ada semua. Makanya lebih baik ditunda atau di-hold sementara," ujar Heru.
Clean up akan kembali dilakukan pada besok pagi. Masih sama seperti hari ini, lanjut Heru, petugas gabungan berkumpul sekitar jam 8.30 pagi, lalu pekerjaan dimulai pukul 09.00 pagi.
Ketika proses clean up selesai, petugas akan melakukan mapping kembali dan mengukur kadar paparan. Bila ada kadar paparan yang masih di atas batas normal, oleh petugas dilakukan clean up kembali.
"Makanya ada target selama 20 hari sejak 12 Februari kemarin, itu akan tetap kita lakukan," ujarnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Gegana Turun Tangan
Sebelumnya, Tim Gegana Polda Metro Jaya ikut turun mengecek langsung kadar paparan yang terkandung dalam tanah kosong di Perumahan Batan Indah, Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, Minggu (17/2/2020).
Dengan mengenakan pakaian tudung atau pelindung diri berwarna hitam, dan masker muka lengkap dengan kacamata antiradiasi, sebanyak enam petugas Gegana, turun ke tanah kosong tersebut. Mereka juga membawa alat pengukur radiasi, untuk mengukur ulang paparan radiasi akibat zat celsium atau Cs-137 tersebut.
Advertisement