Mirip dengan MERS dan SARS, Ini Gambar Virus Corona Baru yang Dirilis Peneliti AS

Berikut ini visual terbaru virus corona SARS-CoV-2 yang dirilis sebuah laboratorium di Amerika Serikat

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 17 Feb 2020, 11:01 WIB
Ilustrasi Virus Corona 2019-nCoV (Public Domain/Centers for Disease Control and Prevention's Public Health Image)

Liputan6.com, Jakarta SARS-Cov-2 penyebab COVID-10 atau dinyatakan para peneliti tidak jauh berbeda dari virus corona lain yang telah menimbulkan penyakit pada manusia sebelumnya.

Hal ini juga terungkap dalam sebuah gambar terbaru virus corona Sars-Cov-2 atau yang sebelumnya disebut dengan Novel Coronavirus (2019-nCoV). Visual tersebut dirilis oleh National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) Rocky Mountain Laboratories, Hamilton, Montana, Amerika Serikat beberapa waktu lalu.

Dikutip dari laman resmi NIAID pada Senin (17/2/2020), gambar tersebut diproduksi dengan mikroskop pemindai dan transmisi elektron pada Selasa, 11 Februari lalu.

Live Science melaporkan, para peneliti di RML mengambil sampel virus dan sel dari seorang pasien yang terinfeksi COVID-19.

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (kuning) di antara sel manusia (merah muda). Virus ini diisolasi dari seorang pasien di AS (Warna telah ditambahkan ke gambar untuk lebih menunjukkan virus dan lingkungann (Source: NIAID-RML)

Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini


Tak Jauh Berbeda dengan SARS dan MERS

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan coronavirus baru (kuning) di antara sel manusia (biru, merah muda dan ungu). (Source: NIAID-RML)

Dalam gambar tersebut, terlihat bahwa virus SARS-Cov-2 tidak jauh berbeda dari MERS-Cov (Middle East respiratory syndrome coronavirus) dan SARS-CoV (severe acute respiratory syndrome coronavirus).

"Itu tidak mengherankan: paku-paku di permukaan virus corona yang memberi nama keluarga virus ini corona, yang dalam bahasa Latin berarti 'mahkota' dan kebanyakan virus corona apa pun akan memiliki penampilan seperti mahkota," tulis para peneliti dalam laman resmi mereka.

Virus ini sendiri pertama kali diidentifikasi di Wuhan, Tiongkok setelah beberapa orang mengalami pneumonia berat.

Berdasarkan peta sebaran COVID-19 yang dibuat oleh Johns Hopkins CSSE, hingga Senin, 17 Februari 2020, pukul 7 pagi WIB, terdapat 71.226 kasus yang terkonfirmasi dengan mereka yang meninggal 1.770 orang dan yang sembuh telah mencapai 10.865.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya