Liputan6.com, Jakarta - Virus Corona jenis baru bernama Covid-19 muncul pertama kali di Wuhan, China, pada pertengahan Desember 2019.
Di tengah mewabahnya Virus Corona, dua jurnalis warga, Fang Bin dan Chen Qiushi bertekad ingin menyampaikan "kebenaran" tentang apa yang terjadi di Wuhan. Mereka mengunggah video online, berbagi foto, serta kisah dramatis dari dalam kota yang ditutup itu.
Advertisement
Namun, kedua orang tersebut diduga telah hilang. Biasanya kedua orang itu membagikan informasi terkait wabah Virus Corona dan melaporkannya melalui video.
Tak sedikit orang yang menyaksikan video mereka, tetapi saluran mereka sekarang menjadi sunyi, dan mereka yang mengikuti mereka secara online khawatir mereka akan menghilang untuk selamanya.
Artikel ini menjadi yang terpopuler dalam kanal Global Liputan6.com.
Artikel berikutnya yang tak kalah menarik perhatian adalah mengenai jumlah korban meninggal akibat Virus Corona di China menjadi 1.665 orang. Jumlah korban meningkat sebanyak 142 dari satu hari sebelumnya.
Komisi Kesehatan Nasional China terus memperbarui jumlah korban meninggal dunia akibat Virus Corona jenis baru bernama COVID-19. Dalam data yang disampaikan pada Minggu (16/2/2020), jumlah total kematian di China daratan akibat wabah Virus Corona mencapai 1.665 orang.
Artikel terakhir yang tentu tak kalah menarik perhatian yaitu terkait ancaman mengerikan bila es di Antarktika terus mencair.
Perubahan iklim global menyebabkan es di Antarktika terus mencair. Pencairan es di Antartika ini akan menimbulkan ancaman yang mengerikan bagi Bumi dan penghuninya.
Institut Penelitian Dampak Iklim Potsdam (Potsdam Institute of Climate Impact Research/PIK) memprediksi, mencairnya es Antarktika pada abad ini dapat mengakibatkan permukaan laut global naik hingga tiga kali lipat dari yang pernah terjadi sepanjang abad sebelumnya.
Para ilmuwan meyakini Antarktika saat ini akan menjadi faktor terbesar dalam kenaikan permukaan air laut, menurut studi yang diterbitkan dalam jurnal Earth System Dynamics dari European Geosciences Union (EGU).
Simak berikut ketiga artikel populer dalam Top 3 kanal Global Liputan6.com edisi Senin, 17 Februari 2020:
Saksikan Video Pilihan di bawah Ini:
1. Mereka yang Diduga Hilang Usai Ungkap Kebenaran Virus Corona di Wuhan
Virus Corona jenis baru bernama Covid-19 muncul pertama kali di Wuhan, China, pada pertengahan Desember 2019. Hingga kini, virus tersebut telah merenggut lebih dari 1.000 nyawa di daratan China.
Di tengah mewabahnya Virus Corona, dua jurnalis warga, Fang Bin dan Chen Qiushi bertekad ingin menyampaikan "kebenaran" tentang apa yang terjadi di Wuhan. Mereka mengunggah video online, berbagi foto, serta kisah dramatis dari dalam kota yang ditutup itu.
Namun, sekarang mereka diduga hilang.
Fang Bin dan Chen Qiushi sama-sama bertekad untuk membagikan apa yang mereka dapatkan terkait wabah, melaporkan dari Wuhan, ibukota Provinsi Hubei, dan mengirimkan apa yang mereka temukan ke dunia.
Advertisement
2. Bertambah 142, Korban Meninggal Akibat Virus Corona di China Jadi 1.665 Orang
Komisi Kesehatan Nasional China terus memperbarui jumlah korban meninggal dunia akibat Virus Corona jenis baru bernama COVID-19. Dalam data yang disampaikan pada Minggu (16/2/2020), jumlah total kematian di China daratan akibat wabah Virus Corona mencapai 1.665 orang.
Jumlah itu meningkat sebanyak 142 dari satu hari sebelumnya.
Sementara, jumlah kematian baru di Provinsi Hubei, China tengah, karena epidemi COVID-19 itu meningkat sebesar 139.
Di seluruh China ada 2.009 orang lagi yang tertular. Sejauh ini, jumlah total orang yang terinfeksi Virus Corona mencapai 69.500.
3. Ancaman Mengerikan Bila Es di Antarktika Terus Mencair
Perubahan iklim global menyebabkan es di Antarktika terus mencair. Pencairan es di Antartika ini akan menimbulkan ancaman yang mengerikan bagi Bumi dan penghuninya.
Institut Penelitian Dampak Iklim Potsdam (Potsdam Institute of Climate Impact Research/PIK) memprediksi, mencairnya es Antarktika pada abad ini dapat mengakibatkan permukaan laut global naik hingga tiga kali lipat dari yang pernah terjadi sepanjang abad sebelumnya.
"Meski kami menyaksikan kenaikan permukaan laut sekitar 19 sentimeter dalam 100 tahun terakhir, mencairnya es Antarktika dapat mengakibatkan kenaikan hingga 58 sentimeter pada abad ini," kata penulis utama studi itu Anders Levermann dari PIK dan Observatorium Bumi Lamont-Doherty (Lamont-Doherty Earth Observatory /LDEO) Universitas Columbia di New York.
Reporter: Jihan Fairuzzia
Advertisement