Liputan6.com, Jakarta Ada beberapa langkah untuk orangtua komunikasikan mengenai tumbub dewasa pada anak dengan disabilitas yang hendak memasuki masa puber. Situs sumber daya FAQ Cerebral Palsy, dikutip dari disabilityhorizons.com menjelaskan cara membuat percakapan ini lebih mudah.
“Berbicara tentang hal dewasa mungkin sesuatu yang lebih suka Anda hindari. Tetapi itu adalah sesuatu yang perlu dibicarakan orangtua dengan remaja dan pra-remaja mereka, terlepas dari kondisinya,” tulis Disability Horizons.
Advertisement
Tips jitu yang dapat digunakan sebagai langkah awal antara lain menyiapkan fakta, menggunakan bahasa yang tepat, dan memulai dengan hal dasar.
Siapkan Fakta
Menurut Disability Horizons, sebelum memulai, orangtua harus memiliki semua informasi yang diperlukan. Kumpulkan artikel, buku, dan DVD tentang disabilitas dan seksualitas. Setelah berbicara, biarkan mereka mengeksplorasi dan belajar lebih lanjut.
Jika sulit menemukan sumber, lakukan komunikasi dengan komunitas disabilitas yang mengerti akan hal itu. Berbicara dengan orang tua lain yang memiliki anak remaja difabel dan profesional medis mana pun yang bisa dihubungi.
“Mendapatkan dukungan dari orang yang berbeda memungkinkan Anda untuk menghadapi masalah ini langsung tanpa malu.”
Membicarakan materi pendidikan seks dengan guru anak juga penting. Ketahui apa saja yang sudah dipelajari anak di sekolah, hal ini dapat membantu dalam membangun saran.
Advertisement
Mulai Hal Dasar dengan Bahasa yang Tepat
Bahasa yang tepat
Putuskan terlebih dahulu kata-kata yang akan digunakan. Mungkin sulit, tetapi sangat penting bagi orang tua untuk menggunakan istilah medis, seperti penis dan vagina.
Menggunakan istilah lain yang sulit dimengerti seperti ‘burung’ atau ‘bagian bawah depan’ dapat memberi kesan yang salah tentang alat kelamin.
“Jelaskan bahwa pubertas terjadi pada semua anak dan bahwa perasaan dan perubahan tubuh adalah bagian dari pertumbuhan mereka.”
Mulai dengan hal dasar
Pendidikan seks adalah topik luas dengan berbagai informasi untuk disampaikan kepada anak.
Orangtua dianjurkan untuk menjelaskan fakta-fakta yang tidak rumit dan penting. Setelah hal dasar diketahui, pendidikan seks dilanjutkan ketika anak bertambah usia guna memahami seksualitasnya secara lebih rinci.