Perhatikan Tanda Anak Tidak Tumbuh Optimal

Tanda yang dapat diketahui jika anak tidak tumbuh dengan baik.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 19 Feb 2020, 06:00 WIB
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Stockholm Anak tidak tumbuh dengan baik dapat dilihat dari sejauh mana anak nutrisi yang diberikan. Apabila anak terus-menerus diberi makan tapi tidak tumbuh-tumbuh, maka ada sesuatu yang salah. 

Tumbuh (growth) adalah perubahan fisik yang dapat diukur. Pengukuran tumbuh si kecil dapat dipantau melalui pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala.

"Kita bisa melihat bagaimana anak tidak tumbuh itu sejauh mana memberi makannya. Lewat hal itu, kita bisa melihat, apakah anak memang kurang nutrisinya," kata Marion Margaret AW dari Departemen Pediatrik Yong Loo Lin School of Medicine, National University of Singapore melalui wawancara dengan Health Liputan6.com di sela-sela acara The 4th Annual Growth Summit 2020 di Karolinska Institute, Stockholm, Swedia beberapa hari lalu.

"Jika orangtua sudah melakukan intervensi dengan memberikan makan sesuai nutrisi, tapi si kecil tetap enggak naik berat badan dan tinggi badan berarti ada sesuatu yang salah. Ya, ternyata bayi tidak tumbuh meski dikasih makan terus."

Agar anak tumbuh dengan baik, yang terpenting memberikan nutrisi yang baik. Ketika belum atau tidak mencapai tumbuh, anak bisa saja mengalami kondisi, seperti berat badan rendah, pertumbuhan lambat, gangguan pertumbuhan (growth faltering), dan gagal berkembang (failure-to-thrive).

Gagal berkembang artinya kemampuan struktur dan fungsi tubuh berjalan atau berbicara tidak dapat tercapai. Tumbuh kembang pada anak mulai terbentuk pada usia 2 tahun, yang mana ia sudah bisa memahami petunjuk, misal mengambil bola di dalam keranjang.

Pertumbuhan fisik yang mencakup berat badan, idealnya anak 2 tahun berkisar 10-13 kilogram dengan tinggi badan anak mencapai kisaran 84-89 cm.

Simak Video Menarik Berikut Ini:


Anak Baru Dibawa Saat Alami Gangguan

Gambar ilustrasi

Masalah tumbuh kembang pada anak ini rupanya masih kurang disadari para orangtua. Mereka baru membawa anak ke klinik atau rumah sakit saat anak sudah sakit atau sudah mengalami gangguan tumbuh kembang dalam jangka waktu lama.

"Yang namanya pertumbuhan juga harus dipantau terus sejak anak lahir, baik saat dia masih berusia 0-18 bulan hingga usianya 5 tahun. Pada usia tersebut, anak akan kelihatan bagaimana pertumbuhan dan perkembangannya," Marion menerangkan. 

"Sayangnya, lebih banyak orangtua yang bawa anak ke klinik sudah punya masalah dengan berat dan tinggi badan. Mereka tidak datang konsultasi secara reguler, tapi bawa anaknya ya pas sakit saja. Ini yang bikin dokter cemas juga sih. Karena kan dokter baru akan menyarankan intervensinya (yang seharusnya itu sudah dilakukan jauh-jauh hari).

Supaya tumbuh kembang anak terpantau dengan baik, Marion merekomendasikan, orangtua mengikuti diagram pertumbuhan (growth chart). Dalam pemaparannya, diagram pertumbuhan berupa diagram yang memuat usia dan rata-rata pertumbuhan. Semakin garis diagramnya tinggi, anak artinya tumbuh dengan baik.

"Rekomendasi memantau anak tumbuh, saya pikir, ini kesempatan buat orangtua untuk mengikuti chart si anak. Untuk pengukuran diagram pertumbuhan ini anak dapat dibawa ke klinik. Nanti dari dokter ada catatan, seberapa besar peningkatan pertumbuhan anak, bagaimana tinggi dan berat badannya," jelas Marion.


Ukur Tinggi dan Berat Badan

Tinggi Badan Anak (sumber: iStockphoto)

Dalam mengetahui tinggi badan, orangtua sebenarnya dapat memantau di rumah. Marion memberikan saran berikut:

1. Usia 0-24 bulan

Anak dapat diukur dengan semacam papan (length board) untuk melihat seberapa panjang tubuh bayi. Ada juga pengukuran menggunakan pita ukur (tape measure).

2. Lebih dari 2 tahun

Anak dapat diukur tinggi badan dengan berdiri di dinding yang sudah dipasang alat pengukur tinggi badan.

Untuk mengukur berat badan anak, terutama masih bayi, ada beberapa saran. Biasanya orangtua mengukur berat badan bayi dengan cara si kecil masih mengenakan pakaian. Namun, cara tersebut keliru.

"Yang benar kalau mengukur berat badan bayi ya bayinya harus telanjang. Popok bayi harus dilepas dulu (tanpa popok bayi). Popok kering maupun popok yang sudah berisi pipis ya dilepas juga," ujar Marion.


Anak Tinggi dan Pintar

Anak pintar dan tinggi. Photo by Tanaphong Toochinda on Unsplash

Menilik persoalan tumbuh kembang anak, Marion menyampaikan, kebanyakan orangtua fokus pada punya anak yang tinggi dan pintar. Dua fokus itu membuat orangtua berupaya mencapainya.

"Saya memandang, orangtua di Asia hanya fokus pada dua hal. Pertama, anak tumbuh tinggi. Kedua, punya anak pintar. Saya kira, fokusnya sama ya seperti orangtua pada umumnya di Malaysia, Vietnam, dan Indonesia," ucapnya sambil tersenyum.

"Kenapa begitu? Kita tahu, kalau orangtua hampir sebagian besar kerap membandingkan anak yang satu terhadap anak lainnya. Eh, si dia pintar dan tinggi, kok anak saya enggak kayak begitu ya. Ini yang bisa bikin orangtua cemas. Contohnya juga anak 7 bulan kok badannya kecil ya. Terkadang penilaian bisa saja subjektif. Padahal, tinggi dan berat badan bisa diukur."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya