Gandeng Bank Jatim, Risma Siap Kembangkan Toko Kelontong Berbasis Digital

Wali Kota Surabaya Risma mengatakan, toko kelontong berbasis digital sudah harus dilakukan agar dapat bersaing seiring berkembangnya kemajuan teknologi.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 17 Feb 2020, 21:20 WIB
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini audiensi dengan Direktur Keuangan Bank Jawa Timur (Jatim) Ferdian Timur Satyagraha dan startup binaan milik Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) mempertemukan manajemen Bank Jatim dengan perusahaan rintisan (start up) Koridor Co-working space. Pertemuan ini untuk merealisasikan konsep pengembangan toko kelontong berbasis pelayanan digital.

Pertemuan tersebut membahas kerja sama terkait pengembangan toko kelontong terhadap  pelayanan berbasis digital dan Financial Technology (Fintech) kepada masyakat, yakni e-delivery dan e-payment.

Risma menuturkan, pengembangan toko kelontong berbasis layanan digital sudah harus dilakukan agar dapat bersaing seiring perkembangan kemajuan teknologi.

"Sebetulnya saya bisa saja menggandeng aplikasi atau bank lain. Tetapi kenapa saya memilih Bank Jatim agar perputaran uang berputar di Surabaya atau Jawa Timur. Jika tidak begitu, maka sekian persen itu akan lari keluar,” kata Risma di rumah dinas, Jalan Sedap Malam Surabaya, Senin (17/2/2020).

 

Toko kelontong di Surabaya, Jawa Timur. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Ia menuturkan, saat ini perputaran uang yang terjadi di toko kelontong berjalan cukup pesat. Dia menuturkan, jenis usaha kebutuhan dasar semacam ini akan berjalan cepat.

Terbukti, wali kota yang menjabat sebagai Presiden UCLG Aspac ini bercerita pernah memberikan modal senilai Rp 10 juta dengan uang pribadinya di salah satu pengelola toko kelontong di Surabaya. 

"Alhasil setelah tiga bulan perputaran uang menjadi Rp 90 juta. Sekarang sudah jadi kayak mini market. Kalau ini berhasil maka akan melebihi apapun,” ujar dia.

Meskipun berat, tapi  Risma optimistis program ini akan menjadi sesuatu yang besar di kemudian hari. Terlebih, jika sudah sampai sentra PKL. Tanpa disadari Bank Jatim sudah punya e-market. 

"Semua itu jaringannya sudah jelas dengan jumlah yang cukup besar. Tiba-tiba anda punya e-payment, e-delivery. Meskipun awalnya cukup berat karena harus membangun sistemnya. Tapi pasti bisa," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Risma Minta Koordinasi

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini audiensi dengan Direktur Keuangan Bank Jawa Timur (Jatim) Ferdian Timur Satyagraha dan startup binaan milik Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Pascapertemuan ini, Risma meminta pihak bank untuk berkoordinasi langsung dengan startup Koridor Co-working space dan segera melakukan langkah awal untuk membangun sistemnya. 

"Monggoh (silahkan) nanti langsung komunikasi dengan mereka. Anak-anak ini adalah anak-anak yang sudah berhasil bukan hanya dari dalam negeri saja tapi dari luar negeri juga," kata Risma sembari menunjuk ke arah para start up.

Mendengar hal itu, Direktur Keuangan Bank Jatim, Ferdian Timur Satyagraha menyampaikan, kesediaannya dalam mendukung program pemerintah kota. Bagi dia, ini adalah gerakan yang bagus dalam mengembangkan start up lokal berbasis Financial Technology (Fintech).

"Kami siap mendukung karena kami bagian dari Kota Surabaya. Kita lebih konsen ke payment sistemnya dengan activity dari start up nya itu sendiri. Secepatnya kita akan bahas time schedule-nya nanti kita akan update kepada bu wali," kata Ferdian seusai audiensi.

Oleh karena itu, Ferdian berharap, dari kerja sama ini melahirkan dampak positif di sisi sosial maupun sisi bisnis. Bank Jatim bersedia kontribusi membangun start up lokal agar bisa tumbuh lebih besar.

"Bank Jatim juga sudah berubah. Kita bisa fokus di milenial, UKM yang berbasis teknologi," tutur dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya