Liputan6.com, Banyumas - Jenazah Sertu Anumerta Dita Ilham Pramujati (25), prajurit TNI yang gugur dalam peristiwa kecelakaan Helikopter M-17 di Papua, tiba di rumah duka di Desa Kemutug Kidul, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas pada Selasa pukul 01.00 dinihari.
Dita dimakamkan di pemakaman umum Desa Kemutug Kidul pada pukul 08.00 WIB.
Sertu Dita gugur saat menjalankan misi pengiriman logistik ke garis depan di Sentani, Papua sekaligus mengangkut prajurit dalam pergantian tugas. Namun dalam perjalanan dari Oksibil ke Sentani, pesawat Helikopter MI-17 yang ditumpangi mengalami kecelakaan.
Baca Juga
Advertisement
Kolonel Heri Kriswantoro, Kepala Bengkel Pusat Penerbangan Angkatan Darat yang bertindak sebagai Inspektur upacara pemakaman mengatakan, kecelakaan murni disebabkan cuaca.
"Pesawat dalam kondisi baik dan siap terbang, hanya cuaca saja yang extrem, berubah sangat cepat," kata dia.
Ia mengatakan kecelakaan terjadi di ketinggian 12 ribu kaki. Puing Helikopter MI-17 tersebut ditemukan di pegunungan Mandala, puncak tertinggi pegunungan Bintan. Di ketinggian tersebut, suhu bisa mencapai minus sembilan derajat Celsius.
"Daerah itu selalu tertutup awan," ujar dia.
Heri mengenal almarhum sebagai pribadi yang baik dan profesional. Ia mengatakan Dita Ilham merupakan avionik yang baik. "Dia membidangi kelistrikan pesawat, dia bertugas dengan baik," ucapnya.
Simak Video Pilihan Berikut Ini
Sertu Dita Ilham di Mata Keluarga
Orang tua Dita Ilham, Subandi dan Sugiyanti tampak sangat kehilangan. Mereka bahkan harus dipapah ketika keluar kompleks dari pemakaman. Tangis dan air mata tak henti-hentinya mengalir dari pipi sang ibunda.
"Setelah empat bulan kami menunggu, dia ternyata ditemukan sudah tidak ada. Namun kami ikhlas," kata Subandi.
Sementara Supriyanto, kerabat Dita Ilham yang juga seorang anggota TNI mengatakan keponakannya dikenal disiplin. Ia mengatakan Dita memang dididik keras oleh ibunya yang kini menjadi Ketua Kwarran Baturraden
"Di Kemutug Kidul dikenal lingkungannya suka mabuk, tapi di taidak terpengaruh," ujar dia.
Ia menambahkan, Dita memilih jadi prajurit setelah melihat foto-fotonya bersama tank dan perlengkapan persenjataan tentara yang lain.
"Dari foto itu mungkin dia dulu terinspirasi untuk jadi tentara," kata dia.
Selepas tamat dari SMK Penerbangan Semarang, Dita menempuh pendidikan militer. Sesuai bidang keahliannya, Dita masuk bidang Avionik di Angkatan Darat.
Advertisement