Impor Jawa Timur dari China Merosot 16,44 Persen pada Januari 2020, Imbas Corona?

BPS Jawa Timur mencatat impor Jatim selama Januari 2020 turun 1,08 persen dari USD 2,05 miliar pada Desember 2019 menjadi USD 2,02 miliar.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Feb 2020, 15:30 WIB
Aktivitas pekerja bongkar muat peti kemas di Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/10/2019). Angka tersebut menurun 9,99% dibandingkan Agustus 2018 yang sebesar US$ 15,9 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat impor nonmigas dari China turun 16,44 persen menjadi USD 497,93 juta pada Januari 2020 dari periode Desember 2019 sebesar USD 595,89 juta.

Dibandingkan Januari 2019, nilai impor nonmigas dari China juga lebih rendah 10,67 persen. Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat wabah virus corona di China yang disusul dengan penghentian impor bahan makanan dari China, menyebabkan impor Jatim dari negara itu merosot dengan dominasi komoditas sayuran dan buah-buahan.

BPS Jawa Timur mencatat impor Jatim selama Januari 2020 turun 1,08 persen dari USD 2,05 miliar pada Desember 2019 menjadi USD 2,02 miliar.

"Turunnya impor ini terjadi baik migas maupun nonmigas dan terbanyak dari China, yakni sebesar 16,44 persen, dari 595,89 juta dolar AS pada Desember 2019 menjadi 497,93 juta dolar AS pada Januari 2020," ujar Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiwan, seperti dikutip dari Antara, Senin, 17 Februari 2020.

Dadang mengatakan, selama ini impor dari China adalah bahan pangan, khususnya buah dan sayuran. Pada Januari 2020 tercatat merosot, dengan catatan komoditas buah  USD 133,44 juta, sayuran USD 67,88 juta, serta gula dan kembang gula  USD 33,60 juta.

Dadang mengatakan, impor migas dan nonmigas Jawa Timur pada Januari 2020 turun dengan ditunjukkan oleh kinerja impor sektor nonmigas yang turun, meskipun impor sektor migas justru mengalami kenaikan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Ekspor Merosot ke China

Aktivitas pekerja bongkar muat peti kemas di Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/10/2019). Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kinerja ekspor dan impor Indonesia pada Agustus 2019 menurun. Total ekspor Indonesia mencapai US$ 14,28 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain impor, kata Dadang, ekspor Indonesia ke China juga turun 21,06 persen pada Januari 2020, yakni mencapai USD 211,50 juta dari Desember 2019 sebesar USD 267,93 juta.

"Jika dilihat menurut negara tujuan utama ekspor nonmigas, negara tujuan utama ekspor Jawa Timur pada bulan Januari 2020 adalah Jepang, disusul ke Amerika Serikat dan Tiongkok," ujar dia.

BPS mencatat, ekspor nonmigas Jawa Timur ke Jepang mencapai USD 275,79 juta sedangkan ekspor ke AS dan Tiongkok berturut-turut mencapai USD 220,12 juta dan USD 211,51 juta.

"Singapura menjadi negara utama dengan peranan sebesar 9,02 persen dari total ekspor nonmigas Jawa Timur, diikuti Malaysia dengan peranan sebesar 4,21 persen dan Vietnam dengan peranan sebesar 3,03 persen," ujar dia.

"Ekspor nonmigas bulan Januari 2020 ke Singapura sebesar USD 159,20 juta, Sementara itu ekspor nonmigas ke kelompok negara Uni Eropa menyumbang 7,67 persen terhadap total nilai ekspor Jawa Timur," lanjutnya.

Dominasi ekspor ke Uni Eropa adalah ke Belanda sebesar USD 36,75 juta dan diikuti ekspor ke Jerman sebesar USD 22,40 juta. "Secara umum, nilai neraca perdagangan Jawa Timur selama Januari 2020 mengalami defisit sebesar USD 226,61 juta. Sektor nonmigas mengalami surplus sebesar USD 222,77 juta, dan migas mengalami defisit USD 449,38 juta," ujar dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya