Juventus Bisa Gagal Total Musim Ini, Berikut 4 Masalahnya

Juventus harus menyelesaikan sejumlah masalah jika tidak ingin gagal total pada musim 2019-2020.

oleh Faozan Tri Nugroho diperbarui 19 Feb 2020, 03:00 WIB
Striker Juventus, Cristiano Ronaldo, tampak kecewa usai ditaklukkan Hellas Verona pada laga Serie A di Stadion Marc'Antonio Bentegodi, Sabtu (8/2/2020). Juventus kalah 1-2 dari Hellas Verona. (AFP/Marco Bertorello)

Turin - Kiprah Juventus mengarungi musim 2019-2020 tidak mudah. Di pentas Liga Italia Serie A, posisi Bianconeri di puncak klasemen masih rawan tergusur.

Padahal dalam beberapa musim terakhir, Juventus menjadi raja di kasta tertinggi sepak bola Italia tersebut. Klub yang bermarkas di Allianz Stadium itu berhasil meraih scudetto dalam delapan musim terakhir.

Namun, pada musim ini perjuangan Juventus di Serie A tak semudah musim-musim sebelumnya. Dua klub Serie A lainnya, Lazio dan Inter Milan, terus menempel ketat di papan klasemen sementara.

Saat ini, klub pemiliki theme song 'Storia Di Un Grande Amore' itu hanya unggul satu poin atas Lazio yang berada di urutan kedua. Bukan tidak mungkin Lazio akan menyodok ke puncak klasemen jika Juventus sewaktu-waktu terpeleset.

Jika Juventus tak segera berbenah, harapan meraih gelar domestik dan Liga Champions bisa lepas. Ada beberapa masalah yang bisa membuat laju Nyonya Tua terhambat atau bahkan gagal total.

Apa saja masalah yang Juventus? berikut ini Bola.com merangkum dari Ronaldo.com, 4 problem yang bisa membuat Juventus gagal total musim ini.

 

Saksikan video Juventus berikut ini


1. Penampilan Buruk Melawan Tim Kecil

Striker Juventus, Cristiano Ronaldo, tampak kecewa usai gagal mencetak gol ke gawang Hellas Verona pada laga Serie A di Stadion Marc'Antonio Bentegodi, Sabtu (8/2/2020). Juventus kalah 1-2 dari Hellas Verona. (AFP/Marco Bertorello)

Juventus kerap kesulitan saat bersua klub-klub kecil. Bahkan, saat berhadapan dengan Hellas Verona Binaconeri secara mengejutkan takluk dengan skor 1-2.

Gol cantik Cristiano Ronaldo tak bisa menutupi performa buruk Nyonya Tua. Tak hanya Hellas Verona, Juventus memberikan poin pada Lecce dan Sassuolo.

Penampilan buruk saat bersua klub kecil bisa dibilang jarang ditemui pada masa kepelatihan Massimiliano Allegri selama lima musim di klub.


2. Torehan Gol Cristiano Ronaldo dan Pemain Lain Beda Jauh

Megabintang Juventus, Cristiano Ronaldo, mencetak gol sundulan dalam laga lanjutan Serie A melawan Sampdoria di Stadio Comunale Luigi Ferraris, Rabu (18/12/2019). Dalam laga ini, Ronaldo mampu melompat setinggi 2,56 meter untuk mencetak gol kedua Juventus lewat kepala. (Marco BERTORELLO/AFP)

Cristiano Ronaldo merupakan mesin gol Juventus musim ini. Ronaldo sudah mencetak 24 gol dari 29 pertandingan di semua ajang sepanjang musim ini.

Dari 24 gol tersebut, 20 di antaranya ia cetak di ajang Serie A musim ini. Menariknya, pemain yang bulan ini genap berusia 35 tahun itu mencetak gol dalam 11 pertandingan secara beruntun.

Raihan Ronaldo tersebut sangat jomplang dengan dua penyerang lainnya, Paulo Dybala dan Gonzalo Higuain. Dybala dan Higuain masing-masing baru mengemas enam dan lima gol di Serie A.

Jika Ronaldo absen, Juventus praktis hanya mengandalkan Dybala dan Higuain. Pasalnya, Nyonya Tua sudah melepas Mario Mandzukic pada Desember lalu.


3. Beberapa Pemain Belum Memberi Dampak Besar

Para pemain Juventus merayakan gol yang dicetak oleh Aaron Ramsey ke gawang Verona pada laga Serie A di Stadion Juventus, Sabtu (21/9/2019). Juventus menang 2-1 atas Verona. (AP/Alessandro Di Marco)

Dua petinggi Juventus, Pavel Nedved dan Fabio Paratici, pantas mendapat pujian karena berhasil mendatangkan pemain hebat dalam beberapa musim terakhir.

Pada musim panas lalu, Nyonya Tua sukses mendapat dua nama besar, Aaron Ramsey dan Adrien Rabiot dengan status bebas transfer. Selain itu, Bianconeri memboyong bek yang musim lalu tampil apik bersama Ajax Amsterdam, Matthijs de Ligt.

Untuk memboyong pemain asal Belanda tersebut, Juventus harus menggelontorkan 75 juta euro (Rp1,11 triliun). Meski dianggap memiliki nama besar, ketiga pemain tersebut kesulitan beradaptasi pada awal musim.

Pemain-pemain lain seperti Danilo dan Gonzalo Higuain dianggap belum menunjukkan dampak signifikan. Kondisi tersebut semakin parah karena dua pemain lain, Douglas Costa dan Sami Khedira mengalami cedera.


4. Sarriball Tak Berjalan Mulus di Juventus

Pelatih Juventus, Maurizio Sarri memberi semangat pemainnya saat bertanding melawan Atletico Madrid pada pertandingan Grup D Liga Champions di stadion Allianz di Turin, Italia (26/11/2019). Juventus menang tipis atas Atletico Madrid 1-0. (AP Photo/Antonio Calanni)

Sarriball merupakan gaya permainan yang diterapkan Maurizio Sarri. Gaya sepak bola tersebut melibatkan dominasi total dan kontrol bola.

Sarri menerapkan gaya permainan tersebut dengan baik saat menukangi Napoli. Namun, gaya tersebut tampaknya tak bekerja dengan baik di Juventus.

Hal itu dibuktikan dengan menurunnya kinerja permainan sejak ditinggal Massimiliano Allegri. Pada era Allegri, Bianconeri mengawali permainan dengan sangat baik.

Hal itu pun sebanding dengan hasil akhir berupa kemenangan. Sementara, bersama Sarri harus berjuang keras saat menghadapi klub-klub yang musim lalu mudah dikalahkan.

Banyak yang beranggapan, para pemain Juventus tak memiliki fisik yang cukup baik untuk menerapkan gaya Sarriball. Mungkin Sarri harus mengganti skemanya untuk kembali meningkatkan performa anak asuhnya.

Sumber: Ronaldo.com

Disadur dari Bola.com (Penulis Faozan Tri Nugroho/ Editor Yus Mei Sawitri, Published 18/02/2020)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya