Aksi Bakar Motor Warnai Pertandingan Persebaya Surabaya dan Arema

Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko menuturkan, pihaknya masih mendata jumlah korban luka maupun kerugian materil imbas insiden pembakaran saat pertandian Persebaya dan Arema Malang.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 18 Feb 2020, 19:23 WIB
Insiden pembakaran tujuh motor mewarnai pertandingan semifinal turnamen sepak bola Piala Gubernur Jawa Timur antara Persebaya Surabaya dengan Arema Malang pada Selasa (18/2/2020).

Liputan6.com, Surabaya - Pertandingan semifinal turnamen sepakbola Piala Gubernur Jawa Timur antara Persebaya Surabaya dengan Arema Malang yang digelar tanpa penonton di Stadion Supriyadi, Blitar, Selasa (18/2/2020) diwarnai insiden pembakaran tujuh motor.

Insiden di luar lapangan itu berlangsung di sekitar pasar hewan Dimoro, Blitar. Kerusuhan ini diduga dilakukan oleh oknum suporter. Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko menuturkan, pihaknya masih mendata jumlah korban luka maupun kerugian materil.

"Kita masih inventarisir dulu, tapi laporan yang baru masuk ada tujuh kendaraan roda dua atau sepeda motor. Untuk korban luka masih kita inventarisir," tutur dia di Mapolda Jatim, Selasa pekan ini.

Polisi belum mengamankan siapa pelaku yang bertanggung jawab atas peristiwa tersebut. Namun, Truno memastikan pelaku melakukan perbuatan melanggar hukum karena ada kerugian materil dalam insiden tersebut.

"Pelaku siapapun yang mengganggu ketertiban, apalagi sudah ada kerugian materil dari masyarakat dan ini masuk dalam pidana. Sejauh ini belum ada yang diamankan masih pendalaman Polres," ujar dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Penyebab Kerusuhan Masih Diselidiki

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Truno mengungkapkan, pihaknya sengaja menggelar pertandingan semifinal Piala Gubernur antara Arema vs Persebaya di tempat netral untuk mengurangi ketegangan antar dua suporter.

"Digelar dalam suatu tempat yang memang netral, artinya tanpa suporter kedua kesebelasan. Ini disepakati dengan penyelenggara dari aspek keseluruhamnya adalah aspek keselamatan, kelancaran pertandingan tersebut," kata dia.

Sedangkan untuk penyebab kerusuhan ini, Truno menyebut masih diselidiki lebih lanjut. Dugaan sementara, massa sempat kecewa lantaran tak mendapatkan akses. Selain itu, dia menyebut ada sejarah panjang yang membuat tensi kedua suporter ini cukup tinggi.

"Kami mengimbau kepada kedua belah pihak untuk meredam masing-masing pihaknya tak melakukan bentrok, konflik hingga mengganggu masyarakat. Nanti kami dalami, apakah ini bentuk kekecewaan suporter atau apa," ujar dia.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya