Aksi Nelayan Konawe Utara Bikin Pingsan Buaya Ganas di Sungai Tapuwatu

Seekor buaya ganas di sungai Tapuwatu Konawe Utara berhasil dibikin pingsan oleh nelayan.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 19 Feb 2020, 12:00 WIB
Buaya sepanjang 3,2 meter di Sungai Lalindu, Desa Tapuwatu, Konawe Utara saat dibikin pingsan oleh warga, Minggu (16/2/2020).(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Liputan6.com, Kendari - Tiga orang nelayan asal Desa Tapuwatu, Kecamatan Asera, Kabupaten Konawe Utara nyaris menjadi mangsa buaya ganas yang berkeliaran di Sungai Lalindu, Minggu (16/2/2020) sekitar pukul 16.30 Wita. Saat itu, ketiganya sedang menangkap ikan menggunakan perahu.

Awalnya, ketiga nelayan ini sedang memancing di pinggiran sungai. Tiba-tiba, buaya dengan panjang sekitar 3,2 meter muncul di kejauhan.

Menurut saksi mata, awalnya hewan itu berenang berjarak sekitar 10 meter lebih dari perahu mereka. Namun, perlahan mendekati kapal kecil yang mereka tumpangi.

Saat diusir, buaya bahkan tak menghiraukan nelayan bernama M Akbar yang mengayun-ayunkan kayu. Tak ingin mengambil risiko, salah seorang nelayan akhirnya menurunkan sebuah tongkat logam ke dalam sungai.

Rustam, salah seorang warga Desa Tapuwatu Konawe Utara yang menyaksikan aksi mereka, menyatakan, tongkat itu sudah dialiri listrik. Biasanya, dipakai untuk menyetrum ikan saat malam.

"Terpaksa dilakukan, karena buaya mendekat. Hanya beberapa detik, buaya langsung pingsan di air," ujar Rustam.

Melihat hewan amfibi itu tergolek tak berdaya, nelayan kemudian menariknya dengan tali ke pinggir sungai. Selanjutnya, diikat oleh warga hingga menunggu bantuan datang.

"Sejak banjir, buaya di sini itu sering naik berjemur pagi dan sore di halaman desa, orang jadi takut. Sekarang kan warga desa sudah mengungsi semua," ujar Rustam.

Kepala Desa Tapuwatu, Ahmad Badwin membenarkan, warga di desanya takut dengan buaya. Karena salah satu alasan itu, usai banjir besar yang melanda Konawe Utara, warga tak ada lagi yang berani mendekati ke sungai.

"Kadang naik buayanya. Berjemur, saya suruh warga saya jangan lagi dekat-dekat sungai jika sendiri," ujar Ahmad Badwin.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Sultra, La Ode Kaida menyatakan, pihaknya sudah mengevakuasi buaya di wilayah itu. Sebelumnya, BKSDA sudah memasang papan pengumuman agar warga waspada serangan buaya.

"Anggota BKSDA Sulawesi Tenggara sudah mengevakuasi, buaya akan dibawa ke penangkaran di Kota Kendari," ujarnya.

Hingga saat ini, tercatat 10 kali kemunculan buaya di wilayah Konawe Utara dan kabupaten lain di Sultra. Tiga serangan buaya, memakan 3 korban tewas. Sedangkan 7 kasus lainnya, menerkam warga dan ditangkap, tapi kembali dilepas di sungai.


Pria di Bombana Diterkam Buaya

Buaya yang ditangkap di Kabupaten Muna saat mengamuk di kali, Desember 2019.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Seekor buaya muara menerkam salah seorang warga di Desa Karya Baru, Kecamatan Poleang Utara Kabupaten Bombana, Selasa, 18 Februari 2020. Korban bernama Abdul Muis (65), diketahui merupakan seorang petani.

Saat itu, pria paruh baya tersebut sedang memberi minum sapinya di pinggir sungai. Tiba-tiba, seekor buaya langsung datang menyerang dan menerkam kakinya.

Kapolsek Poleang Utara, Ipda Suis menyatakan, korban berusaha keluar dari air dan melepaskan diri. Beruntung, buaya tak mengejar korban.

"Sambil merangkak, dia berusaha mencari pertolongan. Beruntung saat itu ada warga yang lewat dan menolong korban," ujarnya.

Karena terkaman buaya, korban kehabisan banyak darah dan mendapat perawatan di rumah sakit. Perawat yang menangani, memberikan sejumlah jahitan pada kaki korban.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Sultra, La Ode Kaida menyatakan, kemunculan buaya di sejumlah lokasi, diduga karena habitat mereka terganggu. Buaya yang merasa terdesak masuk hingga ke dekat permukiman warga.

"Sejauh ini, sepanjang warga tidak melakukan aktivitas terlalu sering di pinggiran maka akan aman," ujarnya.


Daftar Teror Buaya di Sulawesi Tenggara

Peringatan yang dipasang BKSDA Sulawesi Tenggara di Sungai lalindu, Konawe Utara agar waspada terhadap buaya.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Tercatat, ada sejumlah serangan buaya di wilayah Konawe Utara, Bombana, Muna dan Konawe Selatan sejak Desember 2019 hingga Februari 2020. Awalnya, serangan buaya terjadi di wilayah Konawe Utara, lalu disusul sejumlah wilayah lainnya.

Pertama dan kedua, berturut-turut menimpa 2 orang perempuan hingga keduanya tewas di Konawe Utara pada 26 dan 27 Desember 2019. Keduanya sedang beraktivitas mencari kerang dan buang air.

Ketiga, disusul 1 orang pria kembali diterkam buaya di Sungai Tetenggabo, Kecamatan Sabulakoa Kabupaten Konawe Selatan, Sabtu (28/12/2019). Korban bernama Rasmin, selamat.

Keempat, buaya sepanjang 1 meter muncul dan ditangkap warga di wilayah Sungai Lasolo, Konawe Utara, Minggu (29/12/2019). Buaya yang masuk di jaring nelayan itu, kemudian dilepas.

Kelima, buaya ditangkap warga di Sungai Lambiku, Kabupaten Muna, Senin (30/12/2019). Buaya selanjutnya dievakuasi di Kantor Polres Muna.

Keenam, buaya ditangkap warga di sungai Kuratao, Desa Landiwo Kecamatan Landawe Kabupaten Konawe Utara, 17 Januari. Buaya sepanjang 4 meter, kemudian dilepas kembali karena sudah terlihat penuh luka dan lemas.

Ketujuh, seorang pelajar tewas diterkam buaya di wilayah Kolono, Kabupaten Konawe Selatan, 8 Februari. Korban, disaksikan rekannya diseret ditengah sungai dan ditemukan keesekona harinya.

Kesembilan, seorang pria paruh baya diterkam buaya di Bombana, saat sedang memberi makan sapi, Selasa (18/2/2020). Beruntung tak tewas, korban mendapat sejumlah luka jahitan. Terakhir, warga berhasil membuat pingsan dan menangkap buaya di Sungai Tapuwatu, Minggu (18/2/2020). Buaya kemudian dibawa ke penangkaran di Kota Kendari oleh pihak BKSDA Sulawesi Tenggara.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya