7 Hal Menarik Hotel Majapahit di Surabaya yang Bikin Penasaran

Hotel Majapahit masih berdiri kokoh di Surabaya. Bangunannya menjadi saksi bisu peristiwa-peristiwa yang terjadi di Surabaya, salah satunya perobekan bendera.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Feb 2020, 08:00 WIB
Hotel Majapahit menjelma menjadi hoel mewah bersejarah. Foto: (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Surabaya mempunyai julukan sebagai kota pahlawan. Hal ini tidak lepas dari salah satu peristiwa bersejarah yang pernah terjadi di Surabaya, Jawa Timur yaitu pertempuran pada 10 November 1945.

Banyak bangunan di Surabaya yang menyaksikan peristiwa paling diingat oleh Surabaya kala itu, salah satunya adalah Hotel Majapahit. Hotel ini berada di jantung kota tepatnya di Jalan Tunjungan, Surabaya.

Hotel Majapahit masih berdiri kokoh di Surabaya. Bangunannya menjadi saksi bisu peristiwa-peristiwa yang terjadi di Surabaya, salah satunya perobekan bendera. Berikut adalah tujuh hal menarik tentang Hotel Majapahit mengutip dari kanal Lifestyle dan berbagai sumber, Rabu (19/2/2020):

1.Dibangun pada 1910

Hotel Majapahit dibangun oleh Sarkies Bersaudara yang berasal dari Armenia. Hotel ini dibangun pada 1910.

Hote Majapahit merupakan hotel kolonial belanda. Arsitek yang merancang hotel ini adalah Alfred Bidwell. Alfred menerapkan gaya Art Nouveau pada Hotel Majapahit.

2. Beberapa kali berganti nama

Sebelum menjadi Hotel Majapahit, dulunya bangunan ini bernama LMS. Kemudian, hotel ini berganti nama kembali menjadi Hotel Yamato dan Hotel Hoteru.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Saksi Bisu Perobekan Bendera

Para partisipan peringatan 70 tahun perobekan bendera Belanda di depan Hotel Yamato yang kini bernama Hotel Majapahit di Jalan Tunjungan Surabaya, Sabtu (19/9/2015). (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

3. Saksi Bisu Perobekan Bendera

Dahulu kala, pada masa kolonial bendera yang digunakan adalah berwarna merah, putih, dan biru. Pada saat hotel ini bernamakan Hotel Yamato atau Hotel Oranye, bangunan ini menjadi tempat perjuangan para pahlawan ketika merobek bendera Belanda pada 19 September 1945.

4. Menjadi Hotel Mewah

Pada 1993, Hotel Majapahit dikelola oleh Mandarin Oriental Hotel Group, namun pada 2006 hotel ini diakuisisi oleh PT Sekman Wisata, kemudian beralih ke grup Accor Hotels hingga saat ini.

5. Mempertahankan bangunan asli

Hotel Majapahit ini sebagian besar bangunannya masih aseli dan dapat dilihat di beberapa titik seperti keramiknya. Salah satu keunikan yang dimiliki hotel ini adalah toilet yang berada di bagian lobi dekat restoran Indigo ini masih menggunakan teknologi flush yang cara kerjanya ditarik dari gagang atas. Hal ini membuat pengunjung merasakan kembali ke zaman kolonial.


Pernah Dikunjungi Charlie Chaplin

Hotel Majapahit yang menjadi saksi bisu perobekan bendera Belanda. Foto: (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

6. Dijadikan Cagar Budaya

Hotel ini sudah berdiri sejak lama dan menjadi saksi atas peristiwa bersejarah di Surabaya, maka Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memutuskan untuk menjadikannya sebagai bangunan cagar budaya.

7. Pernah Dikunjungi Charlie Chaplin

Salah satu selebritas dunia yang pernah berkunjung ke hotel ini yaitu Charlie Chaplin. Charlie Chaplin datang untuk menghadiri peresmian lobi hotel baru yang bergaya art deco pada 1932. Sejak saat itu, kemewahan Hotel Oranje sudah nampak. Terdapat tiga staf hotel berseragam putih yang disediakan untuk satu tamu.

Terdapat pula petugas pintu dalam seragam dengan hiasan pita dan selempang siaga berdiri. Serta meja rijstafel sepanjang lima meter yang penuh dengan makanan-makanan termewah.

Suasana Hotel Oranje sering menghiasi kartu pos yang dikirim ke segala penjuru dunia yang menjadikan bukti betapa beruntungnya mereka pernah diterima kalangan elite Sarkies Oranje. Demikian seperti dikutip dari buku Surabaya Di Mana Kau Sembunyikan Nyali Kepahlawananmu karya Ady Setiawan.

 

(Shafa Tasha Fadilla-Mahasiswa PNJ)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya