KBRI Bangkok: Tak Ada WNI Jadi Korban Penembakan di Mal Century

Pihak KBRI Bangkok telah menyatakan bahwa tidak ada WNI yang menjadi korban penembakan di Mal Century.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 19 Feb 2020, 12:32 WIB
Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Bangkok, Thailand, Kamis (15/11/2018). (Bola.com/Muhammad Ivan Rida)

Liputan6.com, Bangkok - Pihak KBRI Bangkok telah mengonfirmasi bahwa tidak ada WNI yang menjadi korban penembakan di pusat perbelanjaan Century pada Selasa 18 Februari 2020.

"Tidak ada WNI, korbannya warga Thailand," ungkap Rohma, perwakilan dari KBRI Bangkok ketika dihubungi oleh Liputan6.com pada Rabu (19/2/2020). 

Kejadian penembakan yang terjadi di salah satu klinik kecantikan dalam mal tersebut rupanya murni didasari masalah pribadi. Pasalnya, pelaku menargetkan tembakan ke arah mantan istrinya yang kemudian juga melukai seorang lainnya.

Dalam sebuah pernyataan, pihak kepolisian setempat mengatakan bahwa mereka sudah tahu identitas tersangka dan berusaha untuk menangkapnya.

"Pria bersenjata itu memasuki klinik kecantikan di mal, tempat mantan istrinya bekerja dan melepaskan tembakan, membunuhnya dan melukai seorang pengamat," kata Kissana.

Mal berlantai sembilan, yang terkenal dengan sinema lantai atasnya, terus beroperasi dan hanya area tempat penembakan yang ditutup.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Berlangsung Setelah Penembakan Brutal, KBRI Imbau WNI Berhati-Hati

Ilustrasi Foto Penembakan (iStockphoto)

Insiden pada hari Selasa ini terjadi 10 hari setelah seorang tentara menewaskan sedikitnya selusin orang di pusat perbelanjaan Terminal 21 di kota timur laut Nakhon Ratchasima. Dia sebelumnya membunuh komandannya, prajurit lain di markasnya dan beberapa orang di kuil Budha.

Serangaan brutal dengan senjata dilaporkan terjadi selama 18 jam di Kota Korat pada Sabtu 8 Februari lalu, menewaskan sedikitnya 29 jiwa dan melukai 58 orang lainnya.

Ratusan pembeli melarikan diri dan bersembunyi di dalam pusat perbelanjaan sebelum prajurit yang mengenakan pakaian militer itu dibunuh oleh petugas polisi pada hari Minggu pagi. Perdana menteri negara itu, Prayuth Chan-ocha, mengatakan tentara itu marah tentang sengketa tanah.

Meskipun banyak orang memiliki senjata di Thailand, pembunuhan massal jarang terjadi, dan amukan tentara yang kejam membuat ngeri bangsa itu. 

Kejadian tersebut kemudian membuat KBRI Bangkok mengimbau WNI agar tetap berhati-hati, terutama ketika berada di tempat umum.

"Imbauan dari KBRI untuk penembakan di Korat kita sudah sampaikan agar masyarakat Indonesia di Thailand dan sekitarnya untuk selalu waspada dan hati-hati, terutama bila berada di tempat keramaian," tambah Rosma. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya