Fintech Ini Beri Kemudahan Akses Permodalan Bagi UMKM

Diharapkan edukasi, sosialisasi dan bantuan permodalan yang dilakukan ini akan berdampak nyata bagi pertumbuhan Perekonomian di Indonesia

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Feb 2020, 08:15 WIB
Pekerja menyelesaikan jahitan pakaian di kawasan sentra konveksi Kampung Bulak Timur, Cipayung, Depok, Kamis (9/5/2019). Awal bulan puasa hingga seminggu menjelang lebaran merupakan masa kesibukan penyelesaian jahitan di kawasan yang dihuni ratusan pelaku UMKM konveksi ini. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan teknologi keuangan (fintech) Jembatan Emas dan Paxel berkolaborasi dalam memberikan bantuan pembiayaan berupa modal usaha kepada para Kurir Paxel (Hero) dan Karyawan Paxel yang mau dan akan memulai usaha. Bantuan ini juga diberikan kepada Mitra Pelaku UMKM pengguna jasa Paxel yang saat ini sudah mencapai lebih dari 600 ribu pengguna.

Kolaborasi ini dilakukan sebagai realisasi Visi dan Misi Jembatan Emas yaitu untuk memberdayakan dan mendorong pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia.

Serta sebagai tindakan nyata dalam meningkatkan Inklusi Keuangan di Indonesia. Selain itu, Jembatan Emas memiliki tujuan sebagai Perusahaan yang memberikan Dampak Sosial bagi Masyarakat dimana hal ini dibuktikan dengan adanya Edukasi dan sosialisasi dari Jembatan Emas langsung kepada pelaku usaha untuk mereka meningkatkan usaha dan berpikir inovatif.

“Sesuai dengan program Heropreneur yang Paxel miliki, kami mendorong para Kurir (Hero) untuk melakukan pengembangan diri dengan memulai usaha dan menjadi pelaku usaha. Kerjasama dengan Jembatan Emas kami harapkan dapat membantu para Hero, Karyawan maupun Pelanggan kami untuk dapat memulai atau mengembangkan usaha mereka”, ujar Bryant Christanto selaku Direktur Paxel.

Diharapkan edukasi, sosialisasi dan bantuan permodalan yang dilakukan ini akan berdampak nyata bagi pertumbuhan Perekonomian di Indonesia sehingga Kesejahteraan masyarakat dapat ikut meningkat.

Kolaborasi yang sifatnya business-to business (B2B) ini diharapkan mampu memberikan kemudahan terlebih bagi kurir Paxel dan Mitra UMKM Pelanggan Paxel dalam mengajukan pinjaman dan memulai/mengembangkan usahanya karena prosesnya yang mudah dan tidak memerlukan data keuangan yang rumit.

Selain proses simple tersebut juga, Jembatan Emas memberikan promosi pricing yang sangat baik sehingga diharapkan pembiayaan ini benar-benar menjadi jawaban nyata bagi calon-calon Pelaku Usaha UMKM di Indonesia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kemenkop Formulasikan Skema Pembiayaan Murah untuk UMKM

Tapisi merupakan UMKM dengan produk camilan dan gorengan Indonesia. (Liputan6.com/Tira Santia)

Dalam upaya mewujudkan pembiayaan yang adil dan merata, Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) mengaku tengah menggodok skema pembiayaan baru yang tak hanya murah, tapi juga mudah diakses bagi para pelaku Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) terutama usaha mikro.

Penyaluran pembiayaan lewat program pemerintah selama ini melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) maupun kredit Ultra Mikro (UMi), dinilai belum mampu memberikan kemudahan permodalan bagi pelaku usaha. Pasalnya selama ini, masih banyak UMKM yang mengeluhkan beratnya persyaratan serta waktu yang cukup lama dalam pencairan modal.

"Pembiayaan KUR hanya terkesan murah saja, belum menjangkau kategori mudahnya. Karena peminjam mesti harus memberikan kolateral (jaminan) dan mesti datang ke bank," kata Plt Deputi Bidang Pembiayaan Kemenkop, Hanung Harimba Rachman, saat mendampingi Menkop dan UKM Teten Masduki usai bertemu dengan direksi PT Permodalan BMT Ventura Syariah di Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, seperti ditulis Rabu (19/2/2020). 

Hanung menjelaskan, bahwa Kemenkop mencoba mengembangkan dengan memberi dukungan kepada industri-industri keuangan lain, yang bisa memberikan kemudahan dengan sistem yang bakal diformulasikan.

"Apakah nanti lewat intervensi pemerintah dengan subsidi ke modal operasinya atau model lain, masih akan kita formulasikan dengan Kementerian Keuangan, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan, maupun pihak lain yang terkait. Diharapkan segera mungkin skema pembiayaan baru ini diterapkan," ujarnya.

Namun sekali lagi Hanung menegaskan, untuk bisa membuat kebijakan, harus dilakukan dengan kajian dan riset. Pihaknya ingin menciptakan pemerataan pembiayaan bagi semua skala bisnis yang ada. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya