Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Permata Tbk memiliki pemilik baru yakni Bangkok Bank Public Company Limited (Bangkok Bank). Sebelumnya, Bank Permata dimiliki oleh Grup Astra dan Standard Chartered Bank (Standard Chartered).
Saat ini, proses akuisisi saham Bank Permata sudah masuk tahap permohonan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan otoritas perbankan di Thailand yaitu Central Bank of Thailand.
Advertisement
"Jadi diharapkan proses bisa segera diselesaikan," kata Direktur Keuangan Bank Permata Lea Kusumawijaya di World Trade Center 3, Jakarta Selatan, Rabu (19/2/2020).
Lea menuturkan, hingga kini tidak ada perubahan transaksi karena masih menunggu persetujuan dari para regulator. Sehingga memang belum ada perubahan apapun di internal Bank Permata.
Dia tidak bisa memastikan kapan proses ini akan selesai. Sebab semua menjadi ranah para pemangku kebijakan. Berbagai ketentuan telah dipenuhi sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan OJK pada Desember 2019.
"Memang proses ini berdasarkan POJK membutuhkan review dulu," kata Lea.
Ada tiga dokumen yang perlu dikaji. Pertama dokumen draft akuisisi. Kedua, akta pengalihan saham. Terakhir draft fit and proper Bank Bangkok sebagai pemegang saham baru. Seharusnya, masa pengkajian OJK berlangsung selama 20 hari kerja.
"Setelah itu akan kami umumkan reach mergernya," kata Lea.
Proses selanjutnya Bank Permata akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Kemudian dikembalikan ke OJK untuk mendapatkan persen. Jika berjalan tepat waktu, proses akuisisi akan selesai di kuartal ketiga. Namun, semua proses ini kembali tergantung di OJK sebagai regulator di Indonesia dan Bank of Thailand.
Bangkok Bank merupakan bank korporasi terbesar di Thailand dengan total aset sebesar USD105 miliar. Beroperasi secara internasional pada 31 lokasi di 14 negara berkembang, termasuk Cina, Kamboja, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Taiwan, Vietnam, Inggris, dan Amerika Serikat, Bangkok Bank memiliki lebih dari 17 juta nasabah retail dan beroperasi dihampir 1.200 cabang.
Akuisisi ini akan memberi peluang bagi Bank Permata untuk memanfaatkan keahlian serta jaringan luas Bangkok Bank dalam bisnis korporat dan usaha kecil menengah (UKM), hubungan kerjasama dengan korporasi terbesar di Thailand serta jaringan regionalnya.
Sayangnya, akuisisi Bank Permata terganjal Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 56/POJK.03/2016 tentang Kepemilikan Saham Bank Umum. Dalam aturan ini bank dan lembaga keuangan nonbank maksimal hanya dapat menguasai 40 persen saham pada sebuah bank.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Bangkok Bank Akuisisi 89,12 Persen Saham Bank Permata
Sebelumnya, Bangkok Bank Public Company Limited mengakuisisi saham PT Bank Permata Tbk senilai 89,12 persen. Bangkok Bank membeli saham yang dimiliki oleh Standard Chartered Bank dan PT Astra Internasional.
Mengutip keterangan resmi Bangkok Bank, pada Kamis 12 Desember 2019, transaksi akan dilaksanakan berdasarkan penilaian yang disepakati sebesar 1,77 kali lipat dari nilai buku Bank Permata, yang nantinya masih akan disesuaikan dengan harga saham dunia.
Sementara, berdasarkan nilai buku Bank Permata pada 30 September 2019, harga pembelian indikatif di angka Rp 1.498 per saham dan nilai transaksi indikatif Rp 37.430.974 juta (sekitar USD 2.674 juta atau 81.017 juta THB) untuk 89,12 persen saham.
Akuisisi ini akan dibiayai melalui perpaduan sumber daya internal dan kegiatan pendanaan rutin Bangkok Bank. Langkah ini diharapkan akan menambah keuntungan per saham (earnings per share) dan pengembalian ekuitas (return on equity) Bangkok Bank serta dapat mengukuhkan posisi modal.
BACA JUGA
"Bank Permata menawarkan platform kokoh yang melengkapi tujuan strategis kami, termasuk jaringan distribusi yang luas, merek ritel yang kuat, serta kecanggihan kemampuan digital. Kami sangat menanti kesempatan untuk dapat bekerja sama dan mendukung manajemen dan karyawan Permata agar dapat terus mengalami peningkatan ke tingkat berikutnya," ujar Chartsiri Sophonpanich, Presiden Bangkok Bank.
Bangkok Bank sendiri adalah bank Thailand dengan jaringan internasional paling luas, yang hadir di 14 negara dengan pinjaman internasional melalui jaringan ini menyumbang 17 persen dari total pinjaman perbankan di seluruh dunia.
Advertisement