Liputan6.com, Jakarta Janet “JT” Todd dikenal sebagai atlet wanita berbahaya dalam ONE Super Series. Rencananya, pada 28 Februari nanti, atlet asal Amerika Serikat ini akan kembali berhadapan dengan Stamp Fairtex dalam laga perebutan gelar Juara Dunia ONE Atomweight Kickboxing.
Sebelumnya, ia harus mengakui keunggulan atlet asal Thailand tersebut dalam laga perebutan gelar Juara Dunia ONE Atomweight Muay Thai.
Advertisement
Janet Todd dan Stamp Fairtex akan berlaga di Singapore Indoor Stadium di Singapura dalam laga puncak dari ajang bertajuk ONE: King of The Jungle. Meski tertutup bagi publik dan media di tengah kekhawatiran virus corona di negara singa tersebut, ajang ini akan tetap disiarkan langsung ke lebih dari 150 negara.
Jane Todd merupakan seorang atlet Muay Thai dan Kickboxer asal Amerika Serikat yang telah dua kali menjuarai Pan-American Muay Thai. Ia telah mencatatkan 35 kemenangan dari 46 laga yang telah ia jalani dalam disiplin kickboxing.
Atlet berdarah Jepang dan Amerika tersebut mampu meraih kesempatan menantang juara dunia usai mencetak catatan ciamik di sepanjang tahun 2019. Jane Todd berhasil mengalahkan beberapa nama besar seperti Wang Chin Long, Chuang Kai Ting dan Ekaterina Vandaryeva.
Awal Mula Kenal Olahraga Kombat
Dalam satu kesempatan Janet menceritakan kisah perjalanan panjang sebelum berada pada titik saat ini. Awal mulanya, Janet adalah seorang Cheerleader pada saat ia masih duduk di bangku sekolah menengah atas.
Setelah lulus, ia diterima dalam program master jurusan aerospace engineering, atau teknik penerbagangan, selama lima tahun di California Polytechnic State University di San Luis Obispo, California.
Meski memprioritaskan pendidikan, ia masih ingin tetap menjaga bentuk tubuhnya, lalu mengikuti serangkaian kelas Cardio Kickboxing hingga pada akhirnya sang kekasih, Dustin, yang kini menjadi pasangan hidupnya, mengenalkan dirinya kepada sasana Muay Thai. Dan, dari tempat inilah semuanya terjadi.
“Dia mengenalkan saya pada sebuah sasana Muay Thai di wilayah Central Coast. Saya langsung menyukainya. Mempelajari gerakan baru sangat menarik bagi saya karena saya tidak memiliki latar belakang seni bela diri. Jadi belajar menendang sangat menyenangkan. Tendangan saya sangat [jelek] pada awal-awal saya baru memulai," tuturnya.
Advertisement
Momen Terberat
Salah satu momentum terberat dalam hidupnya adalah saat ayahnya menderita stroke beberapa tahun lalu. Masa penyembuhan sang ayah memotivasi Todd untuk terus bertahan dan terus menjadi yang lebih baik lagi, ia tidak berhenti untuk merubah dirinya menjadi seorang seniman bela diri yang tidak dipandang sebelah mata.
Namanya pun kian tersohor, dan pertandingan ulang melawan Stamp Fairtex, meski dalam disiplin yang berbeda, menjadi salah satu laga yang dinantikan.