Yang Perlu Anda Ketahui tentang CrossFit, Olahraga yang Dilakoni Ashraf Sinclair

Berlatih CrossFit perlu didampingi pelatih untuk meminimalkan risiko cedera.

oleh Komarudin diperbarui 20 Feb 2020, 13:04 WIB
Ilustrasi CrossFit (Dok.Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Olahraga CrossFit mendadak ramai jadi perbincangan usai meninggalnya pesohor Ashraf Sinclair. Sebelum tutup usia, ia sempat berlatih CrossFit di sebuah pusat kebugaran tak jauh dari kediamannya.

Saat berlatih CrossFit, Ashraf didampingi pelatih, Oka Tripambudi. Ia berlatih dengan wajah ceria selama satu jam, mulai pukul 19.30-20.30 WIB.

Lalu, apa yang dimaksud dengan CrossFit? CrossFit meminjam gerakan dari berbagai olahraga termasuk, senam, angkat besi, powerlifting, dan dayung. Itu dibuat oleh mantan pesenam Greg Glassman, seperti melansir dari laman Menshealth, 19 Februari 2020.

Tujuan CrossFit adalah untuk meningkatkan kebugaran dan membantu agar dapat bergerak lebih baik, apakah itu selama pertandingan hoki atau mengangkat beban berat. Ini dicapai dengan melakukan banyak gerakan fungsional dengan intensitas tinggi.

Mathew Forzaglia, pelatih pribadi dan pelatih CrossFit di New York City, mengatakan Anda harus mulai dengan mengangkat barbel hampa sampai Anda memahami gerakannya.

"Anda tak dapat melompat ke hasil akhir tanpa melakukan langkah pertama," jelasnya.

Menurut Forzaglia, mengetahui tentang apa yang akan dan tidak akan Anda dapatkan dari CrossFit sangat penting. Karena latihan ini tak khusus, seseorang harus mengetahui banyak hal.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


CrossFit Berbahaya?

Ilustrasi CrossFit (Dok.Pixabay)

Seperti halnya bentuk olahraga apa pun, tentu disertai risiko. Namun, berdasarkan studi menyebutkan CrossFit cukup aman. Diterbitkan di Orthopaedic Journal of Sports Medicine, peneliti di Kennesaw State University menyimpulkan bahwa CrossFit cukup aman dibandingkan dengan jenis latihan lainnya.

Setelah menganalisis 3.000 tanggapan survei dari para peserta CrossFit, mereka menemukan bahwa orang-orang yang baru mengenal CrossFit atau berlatih kurang dari tiga hari seminggu lebih cenderung mengalami cedera. Hal itu terjadi karena mereka tak terbiasa dengan gerakan-gerakan.

Sementara itu, sebuah studi pada 2014 yang diterbitkan dalam Orthopaedic Journal of Sports Medicine Research menemukan bahwa orang yang berlatih CrossFit dengan didampingi pelatih langsung sedikit mengalami cedera.

Selain itu, perlu latihan di mana para pelatih fokus pada kualitas gerakan dan keselamatan. Dua hal itu sesuatu yang sangat penting.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya