Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Ditjen Sumber Daya Air terus menyelesaikan pembangunan bendungan baru di sejumlah provinsi lumbung pangan nasional. Pembangunan untuk mendukung ketahanan air dan pangan nasional.
Pada 2020, ditargetkan 8 bendungan yang menjadi Program Strategis Nasional (PSN) akan rampung. Adapun kedelapan bendungan tersebut antara lain Bendungan Paselloreng di Sulawesi Selatan (Sulsel), Bendungan Ladongi di Sulawesi Tenggara (Sultra), Bendungan Tapin di Kalimantan Selatan (Kalsel).
Kemudian Bendungan Way Sekampung di Lampung, Bendungan Kuningan di Jawa Barat, dan tiga bendungan di Jawa Timur yakni Bendungan Bendo di Ponorogo, Bendungan Tukul di Pacitan, dan Bendungan Gongseng di Bojonegoro.
Baca Juga
Advertisement
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, potensi air di Indonesia cukup tinggi sebesar 2,7 triliun m3 per tahun. Dari volume tersebut, air yang bisa dimanfaatkan sebesar 691 miliar m3 per tahun, di mana yang sudah dimanfaatkan baru sekitar 222 miliar m3 per tahun untuk berbagai keperluan seperti kebutuhan rumah tangga, peternakan, perikanan, dan irigasi.
"Namun potensi sebesar itu keberadaannya tidak sesuai dengan ruang dan waktu, sehingga kita membutuhkan tampungan-tampungan air. Dengan begitu pada saat musim hujan air ditampung untuk dimanfaatkan musim kemarau. Itulah gunanya bendungan dan embung/setu untuk penampungan air," serunya melalui keterangan tertulis, Kamis (20/2/2020).
Berdasarkan informasi yang diberikan Kementerian PUPR, selesainya delapan bendungan tersebut akan menambah jumlah tampungan air sebesar 408,89 juta m3.
Bendungan pertama yang telah rampung 100 persen konstruksinya yakni Bendungan Paselloreng. Waduk ini memiliki luas genangan 1.892 hektare (ha) dengan kapasitas tampung 138 juta m3 untuk mengairi 8.510 ha sawah. Pembangunannya dikerjakan oleh PT Wijaya Karya–PT Bumi Karsa lewat skema Kerja Sama Operasi (KSO) dengan biaya Rp 753,4 miliar.
Saksikan video di bawah ini:
Bendungan Lain
Tiga bendungan lainnya di Jawa Timur yang juga akan rampung pada 2020 yakni Bendungan Tukul, Bendungan Bendo dan dan Bendungan Gongseng.
Progres fisik Bendungan Tukul dengan daya tampung 8.68 juta m3 untuk mensuplai irigasi seluas 600 ha dan air baku 300 liter per detik sudah 76,2 persen. Pembangunan Bendungan Tukul dimulai pada 2013 hingga 2020 dengan kontraktor PT Brantas Abipraya sebesar Rp 904 miliar.
Sedangkan untuk Bendungan Gongseng yang dibangun mulai 2013 hingga 2020 memiliki kapasitas tampungan 22,43 juta meter kubik. Saat ini progres konstruksinya 76,03 persen.
Selanjutnya Bendungan Bendo dengan kapasitas 43,11 juta m3 air saat ini progres fisiknya sudah sebesar 70,97 persen. Pembangunan Bendungan Bendo dikerjakan oleh PT Wijaya Karya, PT. Hutama Karya dan PT Nindya Karya (KSO) dengan biaya total sebesar Rp 1,080 triliun.
Bendungan lainnya yang ditargetkan akan rampung tahun ini yaitu Bendungan Ladongi di Sultra. Waduk yang dimulai pembangunannya pada 2016 ini memiliki kapasitas tampung 45,94 juta m3 untuk mengairi areal sawah dengan layanan irigasi seluas 3.604 ha. Saat ini, progres fisiknya sudah 71,22 persen.
Sementara Bendungan Tapin di Kalsel yang memiliki kapasitas tampung 56,77 m3 juga akan rampung pada 2020. Progres pembangunannya sudah mencapai 95 persen. Dengan selesainya pembangunan bendungan ini berpotensi memberikan layanan irigasi di Kabupaten Tapin sebesar 5.472 ha.
Untuk di Lampung terdapat Bendungan Way Sekampung dengan kapasitas tampung 68 juta m3 yang akan dimanfaatkan untuk penyediaan air irigasi DI Sekampung seluas 55.373 ha, dan menambah areal irigasi DI Rumbia extension seluas 17.334 ha. Saat ini progres fisiknya sudah sebesar 84,50 persen.
Terakhir, Bendungan Kuningan di Jabar seluas 221 ha yang membendung Sungai Cikaro akan memiliki volume tampung total sebesar 25,96 juta m3.
Dengan daya tampung sebesar itu, bendungan multifungsi ini akan menjadi sumber pengairan irigasi seluas 3.000 ha sawah di dua Daerah Irigasi (DI), yakni DI Cileuweung di Kabupaten Kuningan seluas 1.000 ha dan DI Jangkelok di Kabupaten Brebes seluas 2.000 hektar. Saat ini progres fisiknya mencapai 97,50 persen.
Advertisement