Dianggap Rasis di NY Fashion Week, Perguruan Tinggi Mode AS Minta Maaf

Sebuah perguruan tinggi mode bergengsi di New York minta maaf setelah sebuah catwalk yang menampilkan para model yang mengenakan tempelan bibir merah, telinga, dan alis tebal buatan palsu yang dianggap rasis.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Feb 2020, 12:45 WIB
Seorang model berjalan di landasan pacu mengenakan Junkai Huang selama Pameran Seni Rupa Fashion Dan Teknologi Fashion Institute Of Technology (Liputan6/AFP)

Liputan6.com, New York - Sebuah perguruan tinggi mode bergengsi di New York minta maaf setelah sebuah catwalk yang menampilkan para model mengenakan bibir merah, telinga, dan alis tebal buatan palsu yang dianggap rasis, dalam New York Fashion Week.

Permintaan maaf ini dinyatakan pada Rabu, 19 Februari 2020. Presiden Fashion Institute of Technology mengatakan, mereka sedang menyelidiki penggunaan aksesori oleh model, di salah satu bagian acara New York Fashion Week pada 7 Februari.

Joyce Brown mengatakan itu bukan niat penciptanya untuk menimbulkan pernyataan tentang RAS tetapi "sekarang sangat jelas hasilnya."

"Untuk itu, kami meminta maaf - kepada mereka yang berpartisipasi dalam pertunjukan, kepada siswa, dan kepada siapa saja yang telah tersinggung dengan apa yang mereka lihat," katanya dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Channel News Asia, Kamis (20/2/2020).

Saksikan video berikut ini:


Minta Maaf

Seorang model berjalan di landasan pacu mengenakan Junkai Huang selama Pameran Seni Rupa Fashion Dan Teknologi Fashion Institute Of Technology (Liputan6/AFP)

Acara itu menjadi berita utama setelah model Afrika-Amerika, Amy Lefevre (25) mengatakan kepada tabloid New York Post bahwa dia menolak untuk memakai alat peraga karena mereka "jelas rasis."

Dalam sebuah pernyataan yang diposting di Instagram, Jonathan Kyle Farmer, ketua program desain fashion yang mengelola acara tersebut, meminta maaf langsung kepada Lefevre.

Kontroversi itu muncul setelah Rumah Mode Italia, Prada, mengatakan awal bulan ini akan mengambil langkah-langkah untuk memerangi rasisme dan mempromosikan keberagaman. Sebelumnya, mereka pernah mengalami keributan terkait penjualan patung-patung gantungan kunci mirip monyet.

Prada juga pernah meminta maaf pada Desember 2018 setelah menampilkan benda yang disebut “Pradamalia”, di mana benda itu dianggap telah membesar-besarkan bibir merah dan membangkitkan karikatur wajah hitam.


Sudah Ada Sejak 1830

Miley Cyrus berjalan di catwalk untuk show Marc Jacobs Fall 2020 selama New York Fashion Week di New York City, Rabu (12/2/2020). Miley Cyrus memancarkan energi rockstar dalam balutan bralette hitam dipadu celana panjang dengan warna senada serta menenteng coat zebra (Slaven Vlasic/Getty Images/AFP)

Para kritikus mengatakan barang dagangan itu, yang akhirnya ditarik setelah berbagai macam protes,  memiliki kemiripan dengan Sambo yakni karikatur rasis yang memperkuat stereotip negatif tentang komunitas kulit hitam Amerika.

Masalah wajah atau kulit hitam memang sudah berawal sekitar 1830.

Pada saat itu, para penyanyi berkulit putih menutupi wajah mereka dengan cat minyak atau semir sepatu dan menggambar bentuk bibir yang berlebihan.  

 

 

Reporter: Deslita Krissanta Sibuea

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya