Liputan6.com, Jakarta - Sulit dipungkiri jika gaya hidup mempengaruhi keuangan. Saat ini, kaum milenial punya banyak kebutuhan dan keinginan yang tak jarang menguras kantong, mulai dari skincare, beli kopi, kudapan dan nongkrong.
Financial Planner, Prita Ghozie menepis asumsi milenial tidak bisa nabung dengan kebutuhan yang segunung. Prita mengungkapkan realitanya tiga tahun terakhir indeks keuangan di Indonesia mengalami kenaikan.
"Indeks keuangan di Indonesia tiga tahun terakhir meningkat. Berdasarkan survei yang dilakukan otoritas jas keuangan (OJK), mulai banyak yang paham, tabungan untuk apa, investasi untuk apa," ujar Prita di silent talk Satu Dekade Mata Najwa, Ciputra Artpreneur, Rabu 19 Februari 2020.
Baca Juga
Advertisement
Peningkatan ini dipelopori oleh akses informasi yang mudah didapatkan di internet. Mulai banyak milenial usia 20-an yang mencoba menyisihkan uangnya untuk investasi.
Namun, Prita menyarankan sebelum lompat ke investasi, ada baiknya milenial mengutamakan dana darurat. "Kenapa harus didahulukan? Ketika berinvestasi, prinsipnya kita merasa hidup baik-baik saja," katanya.
Menjadi kunci keuangan, Prita turut menjelaskan pentingnya dana darurat. "Di Indonesia ini kita memang budayanya saling menolong, baik keluarga atau kerabat. Kasusnya, misalnya tiba-tiba orangtua terlibat utang, itu bisa diantisipasi dengan dana darurat. Kita gak pernah tau kewajiban apa yang kita bayarkan besok," jelasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Penyakit Keuangan Milenial
Dalam silent talk bertemakan Bijak Bercuan, Prita Ghozie juga memberi rahasia lain agar milenial bisa hidup financial freedom di masa tua nanti.
"Prinsipnya literasi keuangan meningkat harus belajar jangan mau disuapin terus. Kesalahan pertama maunya dikasih tahu terus, baca pelajari," katanya.
Menurut dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Indonesia ini, setelah membaca biasanya kita terdorong untuk melakukannya. Hal itu pula akan menjadi jawaban kesalahan pertama milenial dalam mengatur keuangan, yakni tidak punya tujuan. Jika tidak punya hal yang hendak dicapai, biasanya mereka akan bingung ketika memiliki uang.
Kesalahan milenial yang kedua adalah no control. Menurut Prita menjadi anak muda yang tidak punya kendali merupakan hal berbahaya. Prita mengingatkan agar para remaja tidak dikendalikan oleh promo-promo yang bukannya menjadikan hemat justru malah konsumtif.
"Bukannya nggak suka sama yang online, tapi yang tadinya nggak lapar nggak haus, melihat promo jadi mau. Yang punya kontrol siapa? Jangan Menyalahkan yang buat promo cashback. Saat ini kita (mudah) jadi nggak punya kendali atas keinginan sendiri," ungkapnya. (Adhita Diansyavira)
Advertisement