4 Langkah Berdamai dengan Cemburu Berlebihan

Rsa cemburu sesekali bisa saja dirasakan oleh siapapun, ini cara untuk berdamai dengan cemburu.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Feb 2020, 13:00 WIB
ilustrasi pasangan cemburu/Photo by Seth Reese on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta Ketika teman-teman mendapatkan kenaikan gaji dan kamu sedang berjuang keras, atau melihat pasangan menghabiskan waktu dengan orang yang lebih cantik atau tampan darimu, mungkin saja pada titik tertentu kamu akan merasa sedikit cemburu.

Dilansir dari Prevention pada Kamis, (20/2/2020), untungnya rasa sakit akibat cemburu biasanya akan hilang setelah beberapa saat. Namun, bagaimana jika kecemburuan itu tidak kunjung hilang atau bahkan lebih buruk? 

Inilah yang dikatakan oleh para ahli untuk dapat mengendalikan emosi yang ada dalam diri. 

"Kenyataannya adalah setiap orang sesekali merasakan cemburu, itu bagian dari menjadi manusia," kata penulis Irrelationship and Relationship Sanity, Mark B. Borg Jr, PhD.

Rasa cemburu itu bagaikan sesuatu yang dapat membuat seseorang merasa hubungan dengan orang yang dicintainya sedang terancam. Kecemburuan juga dapat mengacaukan suasana hati seseorang yang sedang mengalaminya.

Mungkin kamu berpikir bahwa cara terbaik untuk mengatasi kecemburuan adalah dengan cara mengabaikannya, tetapi berpura-pura terhadap perasaan sendiri itu akan berdampak buruk.

Borg mengatakan, "Begitu cemburu menjadi sebuah racun dan dirasakan terlalu berlebihan, itu bisa menjadi sangat merusak hubungan.".

Jadi, kamu bisa mengendalikan emosi dengan memulai untuk menarik napas panjang. Luangkan waktu juga untuk memikirkan bagaimana perasaanmu yang sebenarnya, dan bagaimana kamu ingin meresponnya, itu sebuah rekomendasi dari ahli terapi perkawinan dan keluarga di Columbia, Risa Ganel, MS, LCMFT.

Simak Video Menarik Berikut Ini:


Cara berdamai dengan rasa cemburu

Ilustrasi Foto Pasangan Bertengkar (iStockphoto)

1. Pisahkan diri dari perasaan

Ini dapat membantumu agar tidak terlalu hanyut dalam perasaan emosi. Perlu diingat juga bahwa pikiranmu pada saat itu hanya menyerahkan rasa cemburu

"Itu membuatnya menjadi lebih mudah untuk memilih apakah ini adalah perasaan yang perlu ditibdajlanjuti atau apakah dibiarkan saja," ujar ahli terapi perkawinan dan keluarga di Columbia.

2. Cari tahu darimana asal rasa cemburu datang

Apakah perasaan cemburu itu berasal dari sesuatu yang telah dilakukan orang tersebut di masa lalu, atau apakah itu berasal dari rasa tidak amanmu sendiri?

Ketahui jawaban dari pertanyaan tersebut untuk mengetahui apakah masalah tersebut perlu diatasi dengan yang bersangkutan. 

3. Tuliskan

Berhenti sejenak utnuk mencurahkan segalanya di secarik kertas. Kadang-kadang itu dapat membantu seseorang untuk meredakan emosinya dan membantu untuk bisa berpikir lebih jernih sebelum mengambil tindakan.

4. Bicarakan

Setelah merasa tenang dan meluangkan waktu untuk mengklarifikasi perasaanmu yang sebenarnya, lalu bicarakanlah. Bersikap untuk jujur dan terbuka tentang apa yang terjadi di dalam kepala dan perasaanmu.

Mintalah bantuan untuk mengatasi kecemburuan daripada memberikan berbagai kritikan. 

"Ini memberimu kesempatan untuk berbicara tentang memperkuat hubungan dari sinyal kecemburan," ujar Ganel.

Mungkin saja mereka melakukan itu juga karena sebenarnya mereka juga merasa cemburu.


Yang tidak boleh dilakukan ketika cemburu

Ilustrasi pasangan bertengkar (iStockpohoto/GeorgeRudy)

Cobalah menahan untuk tidak menyerang, bahkan ketika kamu benar-benar merasa sangat cemburu. Menuduh orang yang dicintai atau menyalahkan mereka atas perasaanmu adalah cara yang dapat memicu pertengkaran.

Menurut Ganel, jangan memantau pasangan atau menyerang privasi mereka untuk membuktikan bahwa perasaan cemburumu itu benar adanya. Itu karena tidak ada hubungan yang membaik melalui pengintaian yang terlalu berlebihan.

Pada intinya, jangan biarkan rasa cemburumu itu menjadi lepas kendali. Normal apabila sesekali merasa cemburu, tetapi jika kamu merasa cemburu setiap hari atau kecemburuan memicu rasa marah yang hebat, itu tandanya kamu berurusan dengan ketidaknyamanan internal yang layak ditangani oleh terapis.

Penulis : Vina Muthi A.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya