Liputan6.com, Jakarta - 48 tahun lalu, mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Richard Nixon tiba di China pada awal KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) selama seminggu yang bertujuan mengakhiri 20 tahun hubungan dingin antara kedua negara tersebut.
Dilansir BBC, Jumat (21/2/2020), kunjungannya dimulai dengan audiensi Ketua Mao Zedong di rumah pemimpin.
Advertisement
Beberapa rincian telah dirilis saat itu, dan para pejabat mengatakan pertemuan satu jam itu melibatkan "diskusi serius dan jujur."
Setelah resepsi sederhana di bandara Peking, Nixon secara resmi disambut dengan sebuah jamuan mewah yang diadakan di Aula Besar Rakyat dengan tuan rumah Perdana Menteri Chou En-lai.
Saksikan video berikut:
Ketegangan Bertahun-tahun
Chou menggambarkan perjalanan panjang Nixon ke China sebagai "langkah positif" untuk menanggapi keinginan rakyat kedua negara.
Dia mengisyaratkan ketegangan selama bertahun-tahun antara China dan Amerika Serikat yang sebagian besar terjadi karena dukungan Amerika untuk nasionalis di Taiwan, dan memuji kedua pemerintah karena "upaya bersama" untuk membuka pintu gerbang ke kontak yang lebih baik.
Nixon merespons positif. "Tidak ada alasan bagi kita untuk menjadi musuh," katanya.
"Tidak ada di antara kita yang mencari wilayah yang lain; tidak ada di antara kita yang berusaha menguasai yang lain; tidak ada di antara kita yang berusaha mengulurkan tangan dan menguasai dunia."
Dengan menggunakan salah satu kutipan Mao, Nixon mengatakan sudah waktunya untuk merebut hari itu dan memanfaatkan waktu "untuk kedua bangsa kita untuk naik ke puncak kebesaran yang dapat membangun dunia baru dan lebih baik."
Advertisement
Perjamuan
Pertemuan itu disusul dengan serangkaian roti bakar, di mana 800 tamu di perjamuan mengembara dari meja ke meja, dibarengi dengan gelas-gelas seukuran bidal yang berisi air api China. Komentator mengatakan perjamuan itu sangat kontras dengan kesejukan penerimaan presiden di bandara.
Kunjungan bersejarah ini dibuat oleh penasihat keamanan nasional presiden, Dr Henry Kissinger, selama dua kunjungan ke China pada tahun sebelumnya.
Dan ini adalah bagian dari kebijakan pemulihan hubungan yang bertujuan memulihkan hubungan diplomatik antara kedua belah pihak.
Reporter: Deslita Krissanta Sibuea