Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda memprediksi peluang hujan pada Kamis (20/2/2020) di Surabaya, Jawa Timur.
Prakirawan BMKG Juanda, Ari menuturkan, Surabaya berpotensi hujan pada siang dan sore hari dengan intensitas ringan hingga sedang. Akan tetapi, hujan itu bersifat lokal. Sementara itu, pada malam hari peluang hujan kecil.
"Suhu di Surabaya 25-33 derajat celsius. Arah angin dari barat 5-30 KM. Kelembapan udara sekitar 60-95 persen," ujar Ari saat dihubungi Liputan6.com, Kamis pekan ini.
Baca Juga
Advertisement
Ia mengimbau, masyarakat waspada dan hati-hati pada musim penghujan. Apalagi awan cumulonimbus (cb) cenderung lebih aktif terbentuk pada musim hujan.
"Awan cb sumber terjadinya angin kencang sesaat, hujan lebat dan petir. Jadi hati-hati dan waspada karena musim penghujan lebih aktif cb,” ujar dia.
Mengutip data BMKG Juanda Surabaya, cuaca Surabaya pada siang hari ini cenderung hujan lokal di sejumlah wilayah. Sedangkan di Pakal, alami hujan petir. Suhu udara 33 derajat celsius pada Kamis siang di Surabaya. Kelembapan udara 25-33 derajat celsius.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Peringatan Dini
Untuk peringatan dini tiga harian di Jawa Timur pada Kamis 20 Februari 2020 antara lain pada siang hingga sore hari di Surabaya, Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, Gresik, Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Jombang, Nganjuk, Kabupaten Madiun, Kota Madiun, Magetan, Ponorogo, Trenggalek.
Selain itu, Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kota Blitar, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Kabupaten Malang, Kota Malang, Batu, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kota Probolinggo, Lumajang, Jember, Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi, dan Bangkalan. Sementara itu pada malam hari di Kota Madiun, Magetan dan Ponorogo. Sedangkan dini hari di Magetan, Pacitan, dan Kota Kediri.
Advertisement
BMKG: Puncak Musim Hujan hingga Maret
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan cuaca ekstrem di Indonesia akan berlangsung hingga Maret 2020.
"Kalau menurut prediksi BMKG untuk wilayah Indonesia terjadinya cuaca ekstrem tidak serempak, silih berganti. Rata-rata puncak musim hujan Februari-Maret, khusus DIY dan Jateng berlangsung pada Januari-Februari," kata Kepala BMKG Dwikora Karnawati di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa 11 Februari 2020.
Selanjutnya, ujar dia, di kisaran April-Mei sudah memasuki musim kemarau, transisinya adalah pancaroba.
"Untuk ancaman bencananya beda lagi, bukan longsor atau banjir tetapi angin puting beliung. Imbauan kami agar ini bisa diwaspadai oleh seluruh pihak," kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas 1 Semarang Tuban Wiyoso mengatakan lebih awalnya cuaca ekstrem yang menjangkau Jawa Tengah dibandingkan wilayah lain karena cuaca di Jawa lebih didominasi oleh pengaruh angin monsun.
"Ini terjadi pada kurun waktu Desember-Februari, puncaknya Januari-Februari. Angin monsun sendiri merupakan angin yang bertiup dari Asia ke wilayah Indonesia. Seperti angin darat, yaitu angin laut tetapi skala musiman, ini dipengaruhi oleh posisi matahari," kata dia seperti dikutip dari Antara.
Sementara itu, terkait dengan potensi bencana pada musim pancaroba, dikatakannya selain angin puting beliung, ada bencana lain yang wajib diwaspadai yaitu angin kencang, petir, dan hujan lebat yang datang tiba-tiba.
Mengenai daerah yang berpotensi terkena bencana tersebut, dikatakannya, cenderung merata.
"Kalau Jawa Tengah itu angin kencang merata, tidak milih wilayah. Kemarin juga sudah dimulai angin puting beliung karena sempat ada jeda hujan sebentar, itu masa transisi," ujar dia.