Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, melaporlan hasil realisasi investasi sepanjang 2019 di depan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bahlil menyebut hasil realisasi investasi sepanjang 2019 telah melebihi target yang ditetapkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
"Kami laporkan ketika kami ditunjuk dan diperintahkan untuk bantu bapak presiden dan ditugaskan di BKPM. Bahwa realisasi investasi 2019 Rp 809,6 triliun, dari target Bappenas Rp 792 triliun," katanya dalam acara Rakoornas Investasi 2020, di Jakarta, Kamis (20/2/2020).
Advertisement
Saat melanjutkan posisi kepala BKPM sebelummya, realisasi investasi pada Oktober kurang lebih baru sekitar Rp 602 triliun. Di mana realisasi itu terbagi dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar 48 persen dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar 52 persen.
Namun setelah tiga bulan di bawah kendalinya, realisasi investasi berhasil tembus mencapai target ditetapkan pemerintah yakni hingga Rp 809,6 triliun. Peningkatan luar biasa ini menggambarkan tujuan investasi tak hanya berada di Jawa.
Kemudian pembangunan infrastruktur lima tahun kemarin pun dinilai cukup memberikan manfaat dalam rangka pemerataan pertumbuhan ekonomi nasional.
"Dari Rp 809,6 triliun dapat serap tenaga kerja kurang lebih 1.035.000 orang," kata dia.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
BKPM Optimistis Realisasi Investasi Capai Rp 886 Triliun di 2020
Sebelumnya, Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan dirinya optimistis terkait outlook investasi di 2020 akan melebihi 2019.
"Saya pikir gini kalau untuk outlook tahun 2020, pertama kita berpijak pada tahun 2019, 2019 itu per realisasi investasi lampaui target dari Rp790,2 triliun menjadi Rp809,6 triliun beranjak dari apa yang terjadi di tahun 2019, realisasi yang ditargetkan tahun 2020 mencapai Rp 886 triliun," kata Bahlil kegiatan Indonesia Economic & Investment Outlook 2020, di Gedung Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM), pada Senin 17 Februari 2020.
Kalau ditanya apa optimis apa tidak, saya ingin katakan dari data-data BKPM yang sudah punya potensi investasi yang akan direalisasikan bakal mencapai target," kata dia.
Kendati begitu, dengan melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2019, ia mengatakan sekali pun dengan angka 5,02 persen realisasinya alami perkembangan, itu bukanlah angka yang baik sekali, begitupun tidak dikatakan jelek sekali, melainkan sedang saja. Karena memang pada tahun 2019, merupakan tahun politik, yang di dalamnya terjadi perseteruan antara dua kubu pemilihan presiden dan wakil presiden.
BACA JUGA
"Di balik kedua kubu yang membuat masyarakat terbelah dua, tetapi posisi Indonesia dalam menjaga pertumbuhan ekonominya stabil, dia cuma turun 0,1 sekian persen. Dibandingkan pertumbuhan ekonomi G-20 Indonesia masih jauh lebih baik karena di bawah China," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Bahlil juga mengatakan langkah yang dilakukannya dalam menyelesaikan investasi yang berhenti di tengah jalan atau mangkrak, pihaknya berhasil menyelesaikan investasi mangkrak tersebut dalam kurun waktu 3,5 bulan.
"Ketika kami menyelesaikan investasi mangkrak Rp708 triliun sekarang hampir Rp200 triliun dalam kurun waktu 3,5 bulan kami selesaikan, apa yang terjadi? Menyelesaikan investasi tidak cukup dengan pendekatan regulasi, tapi juga butuh pendekatan pendekatan lapangan. Contoh konkret Lotte, Lotte itu investasi 4,2 bilion US dolar, itu mangkrak sekitar 4 tahun, enggak selesai, masalahnya tanah, selesai," ungkapnya.
Advertisement