Waspada,10 Makanan dan Minuman yang Berbahaya untuk Jantung

10 makanan dan minuman ini sebaiknya dihindari atau setidaknya dikurangi kebiasaan mengkonsumsinya. Soalnya makanan dan minuman ini memicu serangan jantung.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Feb 2020, 18:25 WIB
Chef dari restoran The Oak Door, Patrick Shimada berpose dengan burger raksasa di hotel Grand Hyatt Tokyo, Senin (1/4). Hamburger ini memiliki diameter 25 centimeter dan berisi foie gras, daging sapi Jepang, dan jamur truffle hitam segar. (CHARLY TRIBALLEAU/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Penyakit jantung yang diidap seseorang bisa dipiccu banyak hal. Makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari juga bisa berbahaya bagi kesehatan jantung kalau tidak diketahui.

Istilah penyakit jantung sering digunakan secara bergntian dengan istilah penyakit kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskuler umumnya mengacu pada kondisi yang melibatkan penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah yang dapat menyebabkan serangan jantung, nyeri dada, atau stroke.

Banyak bentuk penyakit jantung dapat dicegah atau diobati dengan pilihan gaya hidup sehat, terutama pada pengonsumsian makanan dan minuman, seperti dilansir dari Time pada Rabu, (19/2/2020).

Untuk menjaga kesehatan jantung dan sistme kardiovaskularmu, hindarilah beberapa makanan dan minuman berikut ini:

 

 

 

 


Burger Hingga Gorengan

Ilustrasi hamburger. (Sumber Pixabay)

1. Burger siap saji

Ilmu tentang apakah lemak jenuh benar-benar berkaitan dengan penyakit jantung masih belum jelas. Ketika dikonsumsi dalam jumlah sedang, daging sapi berkualitas tinggi mungkin memiliki beberapa manfaat untuk kesahatan jantung.

Namun, kepala kardiologi di Rumah Sakit St. John Episcopal, New York, Dr. Regina Druz mengatakan, “Lemak jenuh dari hewan, terutama ketika dikombinasikan dengan karbohidrat, tampaknya memiliki efek buruk pada kesehatan jantung.”.

Ia juga turut menyarankan untuk menghindari restoran cepat saji yang cenderung menggunakan bahan-bahan berkualitas rendah dan metode memasak yang tidak sehat.

2. Daging olahan

Potongan daging yang diawetkan, seperti bacon dan sosis bisa mengandung lemak jenuh yang tinggi. Meskipun begitu, bahkan memilih yang rendah lemak juga cenderung mengandung tinggi garam.

American Heart Association menyarankan untuk setidaknya hanya mengonsumsi 6 irisan tipis daging setiap hari. Mayoritas orang harus menjalani diet garam karena juga berkaitan dengan tekanan darah tinggi, kata direktur program kesehatan kardiovaskular wanita di Pusat Medis Wexner, Dr. Laxmi Mehta.

Ia menambahkan, “Kadang-kadang pasien saya dengan tekanan darah tinggi dapat membuat perbaikan yang signifikan hanya dengan menyesuaikan pola makan mereka.”.

3. Makanan yang digoreng (deep fried)

Beberapa penelitian mengaitkan konsumsi makanan yang digoreng dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Metode penggorengan konvensional menghasilkan lemak trans, sejenis lemak yang terbukti dapat meningkatkan jenis klesterol jahat dan menurunkan jenis lemak baik dalam tubuh.

“Jika kamu membuat sayuran tumis di rumah dan kamu dapat membuatnya dengan minyak zaitun atau minyak kelapa. Tentu tidak masalah,” ujar Druz.


Permen Sampai Sereal

Ilustrasi permen (iStockphoto)

4. Permen

Selama ini lemak ditandai sebagai penyebab terbesar dari penyakit jantung. Namun, laporan tahun lalu yang diterbitkan oleh JAMA Internal Medicine mengungkapkan bahwa makanan tinggi gula tambahan sama besarnya dalam berkontribusi pada obesitas, peradangan, kolesterol tinggi, diabetes, dan juga penyakit jantung.

Perdebatan dalam dunia kardiologi telah berputar dari lemak jenuh dan kolesterol menjadi tinggi gula yang menjadi penyebab terbesar dalam risiko penyakit jantung.

Dokter druz menyarankan untuk mengurangi dan menghibdari tambahan gula yang terlalu banyak.

5. Minuman ringan dan jus dengan pemanis buatan

Bagi banyak orang Amerika, sumber tambahan gula terbesar dalam hidup mereka bukan dari makanan, tetapi dari minuman. Laporan pemerintah setempat menemukan bahwa lebih dari 60 persen anak-anak, 54 persen pria dewasa, dan 45 persen wanita dewasa setidaknya mengonsumsi satu minuman manis seharinya.

6. Sereal

“Makanan karbohidrat dan gula halus di pagi hari akan menghasilkan peradangan dan membuat gula darah naik dan turun, sehingga kamu akan membutuhkan lebih banyak gula sepanjang hari,” ujar kepala kardiologi di Rumah Sakit St. John Episcopal.

Ia pun merekomendasikan untuk makan buah dan telur atau alpukat dengan roti gandum sebagai gantinya.


Kue Kering dan Margarine

Ilustraasi foto Liputan 6

7. Kue kering

Sebagian besar makanan yang dipanggang, terutama yang dijual di pasaran, akan penuh gula dan kemungkinan dibuat dengan lemak jenuh (mentega atau minyak sawit) atau lemak trans (minyak sayur terhidrogenasi parsial).

“Kamu memiliki 2 bahan yang saling bekerja untuk memberikan pengaruh buruk,” Druz menambahkan.

8. Margarin

Mungkin ada ruang untuk perdebatan tentang risiko kardiovaskular yang terkait dengan lemak jenuh, seperti mentega.

Pastinya adalah bahwa makanan tinggi lemak trans nampaknya dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit jantung. Lemak trans umum terdapat pada batang margarin yang padat pada suhu kamar, yang dipasarkan sebagai alternatif yang lebih sehat daripada mentega.

Amaannya, pilihlah margarin yang lembut dan bisa disebar dan tidak mengandung minyak yang dihidrogenasi sebagian, atau gunakan minyak zaitun saja.


Pizza dan Soda

Ilustrasi Foto Pizza (iStockphoto)

9. Pizza

Kandungan natrium pada pizza dan juga lemak jenuhnya akan naik seiring dengan tambahan keju dan daging seperti di pizza.Maka, batasi diri hanya dengan makan 1 atau 2 iris pizza dan pilihlah pizza dengan taburan sayuran.

10. Soda diet

Soda diet memang bebas lemak dan nol kalori, tetapi soda diet memiliki sisi buruk.

Penelitian terus menghubungkan soda dengan perkembangan faktor risiko penyakit jantung. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang meminum soda diet cenderung mengkompensasi berlebihan dan mengonsumsinya lebih banyak kalori.

Sementara penelitian lainnya menunjukkan bahwa bahan kimia dalam soda diet sebenarnya dapat mengubah bakteri gastrointestinal dan membuat orang lebih rentan bertambah berat badannya.

“Meskipun mungkin tidak mengandung gula, itu bukan pilihan yang dapat menyehatkan jantung,” kata Druz.

 

 

Penulis : Vina Muthi A.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya